tag:blogger.com,1999:blog-5408021352568129752024-02-19T11:12:23.986+07:00SMA NEGERI 1 SUKARAJASitus Pembelajaran untuk bimbingan bagi siswa secara online. Semua pengunjung diperbolehkan untuk mendownload atau meng-copy isi site ini.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.comBlogger93125tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-76032182002672979242021-06-26T07:42:00.003+07:002021-06-26T07:42:30.756+07:00TINGKATAN DALAM BERSYUKUR<p> <span style="background-color: white; color: #7a7a7a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Ada artikel menarik pandangan Imam Al-Ghazali (w. 1111), mengenai Syukur kepada Allah, sebagai Pengaruh Metafisika Yunani Stoisisme. </span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #7a7a7a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 1.8; margin: 0px 0px 17px; outline: none; padding: 0px;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0PFpfGHIe2Hti2JZpD7P6t-1F_oRRe1tKFq0XAZeQ3YfWkyVtg0O_wE3pKAdsYNluGHdLKCxUrGbrscvPdSU1TiWiyH1ImjI-XT9sSr1wRztJ9JoAf4I6QYMk6JFMqo4mCJg_ox_Owdo/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="159" data-original-width="318" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0PFpfGHIe2Hti2JZpD7P6t-1F_oRRe1tKFq0XAZeQ3YfWkyVtg0O_wE3pKAdsYNluGHdLKCxUrGbrscvPdSU1TiWiyH1ImjI-XT9sSr1wRztJ9JoAf4I6QYMk6JFMqo4mCJg_ox_Owdo/" width="320" /></a></div><br /><br /><p></p><blockquote style="background-color: white; border: none; box-sizing: border-box; color: #888888; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 16px; font-style: italic; line-height: 1.7; margin: 0px 0px 20px; outline: none; overflow: hidden; padding: 0px 0px 0px 46px; position: relative;"><p style="box-sizing: border-box; line-height: 1.7; margin: 0px; outline: none; padding: 0px;">Menurut Al-Ghazali, ada tiga unsur dalam syukur kepada Allah. 1) Pengetahuan tentang anugrahnya, 2) Keadaan Pikiran dan Rasa Bahagia atas Anugerah, dan 3) Perbuatan, dalam arti menggunakan Anugerah itu sesuai dengan kehendak Pemberi Anugerah, Allah. </p></blockquote><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #7a7a7a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 1.8; margin: 0px 0px 17px; outline: none; padding: 0px;">Di dalam unsur Pengetahuan tentang anugerah, ada tiga faktor: 1) anugrah itu sendiri, 2) manusia yang menerima anugerah dan mengapa anugerah itu bermanfaat bagi dirinya, dan 3) pemberi anugerah.</p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #7a7a7a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 1.8; margin: 0px 0px 17px; outline: none; padding: 0px;">Di dalam unsur Keadaan Pikiran dan Rasa Bahagia, ada rasa tunduk dan kerendahan hati di hadapan Pemberi Anugerah. Misalnya, bayangkan seseorang menerima kuda sebagai anugerah dari seorang raja; dia senang karena kuda itu berguna baginya, atau karena sang raja senang dengan orang itu, atau karena kuda itu membuatnya berguna bagi raja. Keadaan yang pertama diatas, bukanlah terima kasih sesungguhnya, karena kesenangannya tidak berkaitan dengan sang pemberi.</p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #7a7a7a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 1.8; margin: 0px 0px 17px; outline: none; padding: 0px;">Di dalam kasus kedua, juga tidak ada terima kasih karena tidak merujuk ke sang pemberi dan dia hanya berharap ada pemberian lagi nanti dari sang raja. Dalam contoh lain, seseorang berterima kasih kepada Allah karene mengharap pahala dan takut hukuman. Hanya dalam kasus ketiga diatas, terima kasih yang sempurna dalam kebahagiaan, yaitu ketika hamba Allah berterima kasih kepada-Nya semata-mata karena mendekatkan dirinya kepada-Nya dan mengagungkan-Nya. </p><blockquote style="background-color: white; border: none; box-sizing: border-box; color: #888888; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 16px; font-style: italic; line-height: 1.7; margin: 0px 0px 20px; outline: none; overflow: hidden; padding: 0px 0px 0px 46px; position: relative;"><p style="box-sizing: border-box; line-height: 1.7; margin: 0px; outline: none; padding: 0px;">Bentuk terima kasih atau syukur yang derajatnya sempurna ini dicapai hanya oleh manusia yang tidak menikmati kesenangan sensual tapi pada merasakan kebahagiaan dalam jiwa, karena hanya dalam jiwa, manusia merasakan dan memikirkan Allah.</p></blockquote><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #7a7a7a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 1.8; margin: 0px 0px 17px; outline: none; padding: 0px;">Terakhir, di dalam unsur Perbuatan, rasa syukur diungkapkan melalui hati, lidah, dan perbuatan. Melalui hati, kita selalu mencari yang baik dan menyebarkan kebaikan ke semua umat manusia. Melalui lidah, kita mengagungkan Allah. Melalui perbuatan, kita menggunakan anugerah dalam ketaatan kepada kehendak-Nya dan bukan dalam kemaksiatan. </p>Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-31933249256125631192011-11-17T21:59:00.003+07:002011-11-17T22:02:25.098+07:00Animasi FisikaUntuk mendapatkan animasi fisika ini (seperti animasi di atas), sahabat dapat mencari di google search dengan menulis keyword "animasi fisika" atau "physics animation". Tapi dalam blog ini saya menyediakan beberapa animasi fisika yang mudah-mudahan berguna bagi sahabat fisika semua.<br />
Lesson 1 : Mekanika<br />
<br />
Animasi alat ukur seperti jangka sorong, mikrometer sekrup, dll. Download<br />
Animasi gerak lurus. Download<br />
Animasi gerak melingkar. Download<br />
Animasi gaya. Download<br />
Animasi tumbukan. Download<br />
Animasi efek Doppler. Download<br />
Animasi momentum linear. Download<br />
Animasi momentum sudut. Download<br />
Animasi titik berat. Download<br />
Animasi kesetimbangan benda tegar. Download<br />
Lesson 2 : Usaha dan Energi<br />
Animasi hukum kekekalan energi mekanik. Download <br />
Lesson 3 : Termodinamika<br />
Animasi ekipartisi energi. Download<br />
Animasi pemuaian. Download<br />
Animasi perpindahan kalor. Download<br />
Lesson 4 : Alat Optik<br />
Animasi lensa. Download <br />
Animasi teropong. Download<br />
<br />
Lesson 5 : Listrik Magnet<br />
Animasi alat ukur listrik. Download<br />
Animasi listrik statis. Download<br />
Animasi transistor. Download<br />
Animasi kapasitor. Download<br />
Animasi medan magnetik. Download<br />
Animasi rangkaian RLC. Download<br />
Lesson 6 : Fisika Modern<br />
Animasi teori atom Bohr. Download<br />
Animasi radiasi benda hitam. Download<br />
Animasi reaksi inti. Download<br />
Animasi radioaktif. Download<br />
Animasi yang disediakan ini berbentuk flash, jadi bagi kawan-kawan yang membutuhkan software flash player dapat di download disini.<br />
Artikel Terkait<br />
Animasi Fisika<br />
KUMPULAN ANIMASI FISIKA LENGKAP<br />
GLBB<br />
DOWNLOAD BUKU FISIKA<br />
DOWNLOAD Animasi Flash FISIKA<br />
(http://pusatanimasi.blogspot.com/2011/10/download-animasi-fisika.html)Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-72538575730067451042010-05-27T19:58:00.002+07:002010-05-27T19:58:28.545+07:00Makanan untuk orang berkolesterolTingginya kadar kolesterol sangat berbahaya untuk kesehatan. Berbagai cara dilakukan dari cara tradisional sampai memakai obat-obat kimia ditempuh untuk menekan dan menurunkan kolesterol.<br />
<br />
Ada sejumlah makanan yang bisa menurunkan kadar Low-Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat yang menyebabkan plak di dalam pembuluh darah, dan meningkatkan High-Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik.<br />
<br />
Untuk mengurangi kadar LDL, Anda harus mengurangi asupan makanan yang banyak mengandung lemak jenuh yang diantaranya terdapat pada produk hewani, seperti susu, daging, mentega, dan keju; dan juga lemak jenuh yang berasal dari nabati seperti santan dan minyak kelapa. Tinggi rendahnya kolesterol dalam darah tidak tergantung pada usia. Dan dianjurkan kadar kolesterol pada makanan sehari-hari tidak melebihi 250 gram.<br />
<br />
Di bawah ini terdapat beberapa makanan yang mengandung lemak tidak jenuh sehingga sangat efektif menurunkan kadar kolesterol, yaitu:<br />
<br />
Ikan<br />
Ikan terutama ikan laut kaya akan asam lemak tak jenuh (omega 3) yang beguna menurunkan kadar dalam darah dan juga mencegah terjadnya penumpukkan keping - keping darah yang jika terjadi maka menyebabkan adanya penyumbatan pada pembuluh darah. Sumber makanan yang kaya omega-3 terdapat pada makarel, tuna albacore, sarden dan salmon. Dan sebaiknya jika ingin makan, ikan dipanggang atau dibakar dalam oven. The American Heart Association merekomendasi paling tidak dua porsi per minggu untuk mendapatkan manfaat maksimal.<br />
<br />
Bubur gandum/oatmeal<br />
Oatmeal mengandung serat larut (soluble fiber) yang dapat menurunkan kolesterol buruk yaitu LDL (low-density lipoprotein). Serat yang larut dipecaya bisa menurunkan penyerapan kolesterol dalam pencernaan.<br />
<br />
Walnut, almonds, dan kacang-kacangan lainnya<br />
Berbagai studi menunjukkan, walnut secara signifikan menurunkan kolesterol dalam darah karena mengandung banyak asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acids) yang dapat membuat pembuluh darah tetap sehat dan elastis. Sedang almond juga berguna sebagai penurunan kolesterol yang bisa dirasakan sekitar 4 minggu setelah mengkonsumsinya. Lemak tak jenuh tunggal, di dalam kacang mede, almon, dan kenari adalah bahan makanan rendah lemak yang baik untuk kesehatan jantung. Kacang adalah sumber serat larut yang sangat tinggi. Mengonsumsi serat larut bisa mengurangi kolesterol. Mengonsumsi kacang seperti buncis, kacang merah, kacang panjang secara teratur selama enam minggu bisa mengurangi kadar kolesterol sebanyak 10%.<br />
<br />
Minyak Zaitun dan Canola<br />
Minyak Zaitun mengandung campuran antioksidan potensial yang dapat menekan kolesterol tanpa mengganggu kadar kolesterol baik (HDL). Jika ingin mendapatkan efek yang lebih baik, sebaiknya gunakan minyak zaitun ekstra murni yang dipercaya mengandung lebih banyak antioksidan menyehatkan dan tidak melewati proses pengolahan dan penambahan zat kimia. Sebaiknya mengkonsumsi minyak zaitun sekitar 2 sendok makan (23 gram) setiap hari untuk menjaga jantung tetap sehat.<br />
<br />
Bawang Putih<br />
Bumbu dapur ini mengandung zat ajoene dimana senyawa ini bisa menurunkan kolesterol. Sejak ribuan tahun lalu, bawang putih sudah dipercaya mengandung banyak zat yang baik untuk kesehatan manusia. Bangsa Mesir Kuno memakai bawang putih untuk meningkatkan stamina. Meski dimasak kandungan senyawa ini tidak rusak. Namun jangan sembarangan mengkonsumsi bawah putih sebagai penurun kolesterol, sebab jika terlalu over bukannya menurunkan kolesterol tapi malah badan jadi tidak sehat, seperti terkena diare, demam, dan bahkan pendarahan lambung. Jadi sebaiknya jika ingin mengkonsumsi bawang putih cukup setengah sampai satu siung sehari secara terus menerus selama satu bulan karena dipercaya mampu menurunkan kolesterol sebanyak 9%.<br />
<br />
Teh<br />
Salah satu kandungan yang terdapat pada teh, yaitu epigallocatechin gallate yang merupakan komponen bioaktif paling dominan dalam teh terbukti mampu mencegah percepatan oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat). Teh, mau diminum dingin atau panas, sama saja manfaatnya. Teh mengandung antioksidan yang bisa membuat pembuluh darah rileks sehingga terhindar dari pembekuan darah. Antioksidan di dalam teh, yaitu flavonoid bisa mencegah oksidasi yang menyebabkan LDL menumpuk di pembuluh darah. Menikmati segelas teh setiap hari bisa memenuhi kebutuhan antioksidan.<br />
<br />
Alpukat<br />
Karena buah ini kaya akan lemak, maka orang apalagi yang punya kolesterol tinggi, cenderung untuk tidak memakannya. Namun jangan salah. Ternyata buah alpukat baik untuk menurunkan kolesterol jahat karena buah ini tenyata mengandung asam lemak tak jenuh. Alpukat adalah sumber lemak tidak jenuh yang bisa meningkatkan level HDL. Konsumsilah alpukat tanpa tambahan susu, gula, dan bahan-bahan makanan lainnya yang mengandung kalori tinggi. Satu buah alpukat berukuran sedang mengandung 300 kalori dan 30 gram lemak tidak jenuh sedangkan kebutuhan tubuh manusia normal adalah 1.800 kalori dan 30 gram lemak tidak jenuh per harinya.<br />
<br />
Anggur<br />
Anggur mengandung serat dan juga zat catechin yang baik untuk menurunkan kolesterol.<br />
<br />
Apel<br />
Buah apel kaya serat, zat antioksidan dan vitamin C dimana semuanya itu bisa membantu menurunkan kadar kolesterol. Jika ingin mengkonsumsi apel sebaiknya makan dengan kulitnya karena di kulit inilah terdapat kandungan pektin yaitu serat larut yang ampuh sekali dalam menurunkan kadar kolesterol dan juga mengandung antioksidan paling banyak.<br />
<br />
Blueberry<br />
Pterostilbene yang terdapat pada buah ini kemungkinan juga bisa menurunkan kolesterol dan lemak lainnya yang bekerja pada reseptor sel hati.<br />
<br />
Bayam<br />
Bayam mengandung banyak lutein. Lutein adalah zat penting yang bisa menjaga kesehatan dan ketajaman fungsi mata. Lutein juga ternyata bisa menjaga kesehatan jantung karena bisa mencegah lemak menempel di pembuluh darah. Dianjurkan, memakan bayam setiap hari sekitar setengah mangkuk untuk hasil maksimal.<br />
<br />
Cokelat<br />
Cokelat ternyata sehat. Tentu saja, cokelat yang dicampur terlalu banyak susu mengandung terlalu banyak lemak. Jadi, pilihlah cokelat hitam atau pahit. Cokelat sehat karena mengandung banyak antioksidan dan flavanoid. Cokelat putih, tidak mengandung zat itu sehingga kurang sehat dikonsumsi. Kandungan flavanoid cokelat bervariasi tergantung di mana cokelat itu tumbuh dan proses pengolahannya.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-42107779703009565022010-05-27T19:52:00.002+07:002010-05-27T19:52:57.763+07:00Waktu Terbaik Untuk Makan Obat KolesterolIstri saya sakit tapi gak jelas penyakitnya. Setetah melalui beberapa tes ternyata inti permasalahannya adalah kolesterol sangat tinggi yaitu 260. Saya ikut juga di ngetes ternyata sangat mengejutkan yaitu 380. Padahal saya sehat sehat saja. mungkin dari makan ya. salah satunya dari waktu makan.<br />
Ya, ngomongin soal kolesterol lagi nih :D Dalam 1 bulan belakangan ini saya mengalami hal yang tidak mengenakkan, tapi memberi hikmah. Sudah lebih dari 10 tahun saya tahu bahwa saya mempunyai kadar kolesterol dalam darah yang tinggi, tapi saya tidak ada keluhan apa pun sama sekali. Saya sempat makan berbagai macam obat, dan setelah kolesterol turun makan Vytorin, sudah lebih dari 1 tahun ini saya tidak makan obat lagi. Kenapa? Malas :blush:<br />
Kurang lebih satu setengah bulan yang lalu ketika sedang bekerja, tiba-tiba ada yang aneh dengan mata saya. Agak sedikit berkunang-kunang, dan jadi sulit membaca. Ya, saya mengalami gangguan penglihatan! Tapi sama sekali tidak gelap, juga bukan berbayang, hanya apa yang saya lihat, terutama tulisan perlu waktu cukup lama untuk membacanya. Ah, sulit dijelaskan dengan kata-kata! Hal ini berlangsung sekitar setengah jam.<br />
Saya lalu ke dokter spesialis mata, dokter Lakshmi. Dokter bilang saya terserang penyempitan pembuluh darah sementara. Nothing to worry about. Dia beri saya obat, saya pun santai. Dan saya pun sudah lupa akan kejadian yang mengejutkan itu. Dua minggu lalu, hal yang sama terjadi lagi. Kali ini kejadiannya lebih singkat. Saya ke dokter lagi, dan dokter bilang bahwa ini harus ditangani serius, karena kejadiannya berulang dalam waktu singkat.<br />
Dokter menyuruh saya tes laboratorium, tes darah dan kolesterol. Begitu dia menyebutkan kolesterol, saya langsung curiga bahwa ini dia penyebabnya. Setelah tes darah, ternyata hasilnya membuat Dokter Lakshmi yakin bahwa penyebab apa yang saya alami adalah kolesterol saya ini. Kolesterol total saya 374 dari normal 200. Kolesterol baik (HDL) jauh di bawah normal, 24 dari seharusnya minimal 40. Dan kolesterol jahat (LDL) jauh sekali di atas normal, 298 dari seharusnya paling tinggi 129. :nono1:<br />
Dokter bilang saya mengalami transient ischemic. Saya googling di internet, ternyata yang namanya transient ischemic itu sama dengan mini stroke! Ini merupakan pertanda akan stroke yang sesungguhnya. Aduh!! Saya beresiko sekali kena stroke! :cry:<br />
Dokter Lakshmi merujuk saya untuk ke dokter Pintoko, seorang dokter ahli jantung terkenal di Bandung. Beliau mengatakan bahwa kolesterol saya ini mau tidak mau harus diturunkan sekarang juga! Besoknya saya ke dokter Pintoko, dan setelah diperiksa beliau mengatakan bahwa jantung saya masih bagus :thumbup: cuma memang kolesterol harus diturunkan, karena pembuluh darah mata sangat kecil sekali, dan kemungkinan besar sudah kolesterol saya sudah menumpuk di sana.<br />
So, selama tiga bulan ini setiap hari saya makan obat, dan harus jadi full vegetarian. Jaga makan. Tidak boleh makan daging sama sekali. Tidak boleh makan makanan yang berlemak, kacang-kacangan. Juga tidak boleh terlalu banyak makan yang mengandung karbohidrat seperti nasi putih, kentang, dan roti biasa. Kalau mau makan roti dan nasi, harus makan roti gandum dan nasi merah. Juga tidak boleh terlalu banyak makan yang manis-manis. Ah.. sengsara juga lho.. teman-teman di kantor kemarin makan donat, saya cuma bisa melihat penuh harap. Kalau ada acara atau ada yang mau traktir makan, paling saya bisa makan salad dan buah saja :cry:<br />
Dan yang tambah menyedihkan, obat-obatannya harganya mahal! Lalu makanan-makanan yang rendah lemak yang boleh saya makan juga harganya lebih mahal daripada makanan-makanan biasa. Minyak jagung lebih mahal dari minyak biasa. Beras merah lebih mahal dari beras putih. Roti gandum pun lebih mahal dari roti biasa. Hiks…<br />
Tapi gapapa lah, yang penting sehat dan terhidar dari stroke yang mengerikan itu. Oh ya, dari tadi postingan ini belum berhubungan sama judulnya ya :grin3: Dokter Pintoko mengatakan bahwa supaya obat terserap tubuh dengan lebih baik, obat kolesterol sebaiknya dimakan tepat sebelum tidur di malam hari. Hmm.. kalau obat lain selain obat kolesterol sama juga gak ya?<br />
http://smaknegla.blogspot.com/Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-26439855601817060612010-05-27T19:51:00.003+07:002010-05-27T19:51:48.805+07:00obat kolesterolKolesterol tinggi adalah salah satu penyakit yg banyak ditakuti, dan banyak diderita oleh masyarakat. Untuk mengobati penyakit tersebut dengan obat modern saat ini terdapat kendala tingginya obat, karena menggunakan bahan baku impor, apalagi ditambah adanya krisi yg berkepanjangan ini. Untuk itu tulisan ini mencoba memberikan alternatif pengobatan dari tanaman asli Indonesia. Berikut ini beberapa tanaman obat yg bisa membantu menurunkan kolesterol.<br />
Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk)<br />
Nama daerah untuk jenis adalah di Sumatra disebut sebagai jati belanda (melayu); di jawa disebut sebagai jati londo (jawa tengah). Tumbuhan ini berhabitus pohon, tinggi bisa mencapai 20 m, ditanam sebagai pohon peneduh, tanaman pekarangan atau tumbuhan liar. Tumbuh pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 800 mdpl.<br />
Daun tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol dengan kandungan kimia alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, lendiri dan damar.<br />
cara meramu: 20 gram daun dan 1 gelas air, dimasak. lalu setelah dingin, disaring. Hasil saringan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.<br />
Asem Jawa (Tamarindus indica L)<br />
Nama lain untuk tumbuhan ini adalah di Sumatra: bak me (aceh), acamlagi (gayo), asam jawa, kayu asam, cumalagi (minangkabau); di jawa disebut sebagai tangakal asem (sunda), acem (madura); di kalimantan disebut sebagai asam jawa; disulawesi disebut dengan asang jawi (gorontalo), camba (makasar), cempa (bugis).<br />
Daun tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia saponin, flavonoid dan tanin.<br />
cara meramu: tumbuk 150-200 daun asam jawa, lalu campur dengan 1 gelas air matang panas (200 ml), kemudian diperas, disaring dan diminum untuk satu kali minum. dianjurkan untuk membuatnya 3 kali sehari.<br />
Tempuyung (Sonchus arvensis L)<br />
Nama lain untuk tumbuhan ini, di Jawa disebut dengan ga-ling, jombang, jombang lalakina, lempung, lampenas, rayana (sunda), tempuyung (jawa tengah).<br />
Tumbuhan ini berhabitus hebra semusim dengan tinggi bisa mencapai 2 m, tumbuh liar ditempat terbuka yg terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti ditebing, tepi saluran air, batu, tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50-1650 mdpl.<br />
Daun Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia saponin, flavonoida, politenol, alfa-lactucerol, beta-lactucerol, manitol, inositol, kalium, silika, taraksasterol.<br />
cara meramu: 3 lembar daun tempuyung dilayukan dan dimakan sebagai sayur atau lalap, dianjurkan untuk 3 kali sehari.<br />
Belimbing manis (averhoa carambola L)<br />
nama lain tumbuhan ini disumatra adala asom jorbing (batak), balimbing manih (minangkabau); dijawa disebut dengan balimbing amis (sunda), blimbing legi (jawa tengah); disulawesi disebut sebagai lembetua (gorontalo), lombituka gula (buol), bainang sulapa (makasar), balireng (bugis).<br />
Daun dan batang dari tanaman ini mengandung asam oksalat sehingga rasanya asam dan air perasannya dapat digunakan sebagai penghilang karatan pada logam.<br />
Buah tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia lemak, glukosa, protein, besi, kalsium, phospor, vitamin A, B, C.<br />
cara meramu: 2 buah belimbing manis diperas, lalu air perasannya diminum. dua perasan utnk satu kali minum, sehari minum 3 kali.<br />
Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack)<br />
nama lain untuk tumbuhan ini di sumatra adalah kemuning (melayu), kemunieng (minangkabau); dijawa dikenal sebagai kamuning; di Bali disebut kemuning; di NTB dikenal sebagai kemuni; disulawesi disebut dengan kamuning (manado), kamoni (bare) kamuning (makasar), palopo (bugis).<br />
Tumbuhan ini berhabitus pohon kecil (perdu), mempunyai variasi morfologis besar sekali, tinggi pohon bisa mencapai 8 m. Jenis ini tumbuh liar disemak belukar, tepi hutan atau ditanam orang sebagai tanaman hias, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 mdpl.<br />
Daun tumbuhahn ini dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol dalam darah dengan kandungan kimia, tanin, flavonoid, steroid dan alkaloid.<br />
cara meramu: 20 gram daun kemunig direbus dengan 3 gelas air hingga tinggal tersisa 1 gelas air, lalu tambahkan 1 sendok makan madu. Minum 3 kali sehari.<br />
Tumbuhan2 ini memang tidak menjamin seorang penderita untuk sembuh dalam waktu yg cepat, tapi paling tidak ramuan ini bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah penderita, dan yg pasti belum ditemukan efek samping dari ramuan ini.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-1479335834178873322010-05-27T19:51:00.000+07:002010-05-27T19:51:06.130+07:00KolesterolBerikut ini adakah beberapa pengertain kolesterol, bahaya, asal, obat, dan makanan yang baik dikonsumsi bagi penderita kolesterol. Kita mulai dari pengertian dan seluk beluk tentang kolesterol.<br />
Kolesterol itu ialah :<br />
o Suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati<br />
dan sangat diperlukan oleh tubuh.<br />
o Tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah, terutama pada<br />
pembuluh darah jantung dan otak.<br />
Dari manakah KOLESTEROL berasal ?<br />
o Setiap orang memiliki kolesterol di dalam darahnya, di mana 80%<br />
diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan.<br />
Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol<br />
HDL dan kolesterol LDL.<br />
o Kolesterol LDL, adalah kolesterol jahat, yang bila jumlahnya<br />
berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah<br />
membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah.<br />
o Kolesterol HDL, adalah kolesterol baik, yang mempunyai fungsi<br />
membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan.<br />
Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan suatu tanda yang baik<br />
sepanjang kolesterol LDL kurang dari 150 mg/dl.<br />
o Selain itu ada juga Trigliserida. Lemak ini terbentuk sebagai hasil<br />
dari metabolisme makanan, bukan saja yang berbentuk lemak tetapi<br />
juga makanan yang berbentuk karbohidrat dan protein yang<br />
berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi.<br />
Kadar trigliserida ini akan meningkat bila kita mengkonsumsi kalori<br />
berlebihan, lebih besar daripada kebutuhan kita.<br />
<br />
Mengapa kolesterol darah yang tinggi merupakan masalah ?<br />
o Karena kolesterol darah yang tinggi merupakan salah satu faktor<br />
risiko yang dapat menyebabkan :<br />
1. Penyumbatan pada pembuluh darah jantung yang dapat menimbulkan<br />
serangan jantung.<br />
2. Penyumbatan pada pembuluh darah otak yang dapat menimbulkan<br />
serangan stroke.<br />
Apakah trigliserida yang tinggi merupakan masalah ?<br />
o Kadar trigliserida yang tinggi akan memperburuk risiko terjadinya<br />
penyumbatan pada pembuluh darah jantung dan otak, jika bersamaan<br />
dengan didapatkan kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kadar<br />
kolesterol HDL yang rendah.<br />
Bagaimana agar kita dapat memantau kadar kolesterol ?<br />
o Satu-satunya cara memantau kadar kolesterol dan lemak darah adalah<br />
dengan melakukan pemeriksaan contoh darah yang diambil setelah anda<br />
melakukan puasa selama satu malam atau 10-12 jam.<br />
Berapakah kadar kolesterol darah yang normal ?<br />
o Kolesterol total < 200 mg/dl<br />
o Kolesterol HDL 35 – 65 mg/dl<br />
o Kolesterol LDL < 150 mg/dl<br />
o Trigliserida < 200 mg/dl<br />
o Ratio kolesterol total : kolesterol HDL < 5<br />
Apa yang menyebabkan meningkatkan KOLESTEROL di dalam darah ?<br />
1. Faktor genetik<br />
Tubuh terlalu banyak memproduksi kolesterol. Seperti kita ketahui<br />
80 % dari kolesterol di dalam darah diproduksi oleh tubuh sendiri.<br />
Ada sebagian orang yang memproduksi kolesterol lebih banyak<br />
dibandingkan yang lain. Ini disebabkan karena faktor keturunan.<br />
Pada orang ini meskipun hanya sedikit saja mengkonsumsi makanan<br />
yang mengandung kolesterol atau lemak jenuh, tetapi tubuh tetap<br />
saja memproduksi kolesterol lebih banyak.<br />
2. Faktor makanan<br />
Dari beberapa faktor makanan, asupan lemak merupakan hal yang<br />
sangat penting untuk diperhatikan. Lemak merupakan bahan makanan<br />
yang sangat penting, bila kita tidak makan lemak yang cukup maka<br />
tenaga kita akan berkurang, tetapi bila kita makan lemak yang<br />
berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah. Seperti<br />
diketahui lemak dalam makanan dapat berasal dari daging-dagingan,<br />
tetapi di Indonesia sumber asupan jenis lemak dapat dibedakan<br />
menjadi 2 yaitu :<br />
o Lemak jenuh berasal dari daging, minyak kelapa.<br />
o Lemak tidak jenuh terdiri dari : asam lemak omega 3, asam lemak<br />
omega 6 dan asam lemak omega 9.<br />
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa :<br />
o Lemak yang berasal dari ikan disebut omega 3 dapat mencegah<br />
terjadinya kematian mendadak yang disebabkan oleh penyakit jantung<br />
koroner.<br />
o Asam lemak omega 3 dapat menurunkan kadar LDL kolesterol dan<br />
meningkatkan kadar HDL kolesterol serta menurunkan risiko<br />
terjadinya bekuan dalam pembuluh darah.<br />
o Asam lemak omega 6 yang berasal dari sayuran diduga juga dapat<br />
mencegah penyakit jantung koroner.<br />
o Asam lemak omega 9 dikenal sebagai minyak zaitun, juga ditemukan<br />
dalam minyak goreng kelapa sawit yang telah mengalami proses<br />
khusus. Asam lemak omega 9 ini dapat menyebabkan peningkatan kadar<br />
HDL kolesterol.<br />
o Pada sebagian besar kasus, kolesterol berasal dari makanan yang<br />
dimakan yaitu makanan yang mengandung lemak jenuh seperti daging<br />
hewan dan minyak kelapa.<br />
o Lemak tidak jenuh yang terdapat pada minyak goreng apabila<br />
digunakan untuk menggoreng dengan pemanasan yang tinggi akan dapat<br />
merubah struktur kimianya sehingga dapat berakibat negatif.<br />
Bagaimana m<br />
enjaga agar kadar kolesterol darah tetap normal ?<br />
1.Mengkonsumsi makanan seimbang sesuai dengan kebutuhan :<br />
o Makanan seimbang adalah makanan yang terdiri dari :<br />
- 60 % kalori berasal dari karbohidrat<br />
- 15 % kalori berasal dari protein<br />
- 25 % kalori berasal dari lemak<br />
- kalori dari lemak jenuh tidak boleh lebih dari 10 %<br />
o Kelebihan kalori dapat diakibatkan dari asupan yang berlebih<br />
(makan banyak) atau penggunaan energi yang sedikit (kurang<br />
aktivitas).<br />
o Kelebihan kalori terutama yang berasal dari karbohidrat dapat<br />
menyebabkan peningkatan kadar trigliserida.<br />
- Contoh makanan yang mengandung karbohidrat tinggi yaitu nasi,<br />
kue, snack, mie, roti dsb.<br />
- Contoh makanan yang mengandung protein hewani tinggi yaitu<br />
daging, ikan, udang, putih telur.<br />
- Contoh makanan yang mengandung protein nabati tinggi yaitu<br />
tahu, tempe, kacang-kacangan.<br />
2. Menurunkan asupan lemak jenuh.<br />
- Lemak jenuh terutama berasal dari minyak kelapa, santan dan<br />
semua minyak lain seperti minyak jagung, minyak kedele dll yang<br />
mendapat pemanasan tinggi atau dipanaskan berulang-ulang.<br />
- Kelebihan lemak jenuh akan menyebabkan peningkatan kadar LDL<br />
kolesterol.<br />
3. Menjaga agar asupan lemak jenuh tetap baik secara kuantitas maupun<br />
kualitas.<br />
- Minyak tidak jenuh terutama didapatkan pada ikan laut serta<br />
minyak sayur dan minyak zaitun yang tidak dipanaskan dengan<br />
pemanasan tinggi atau tidak dipanaskan secara berulang-ulang.<br />
- Asupan lemak tidak jenuh ini akan dapat meningkatkan kadar<br />
kolesterol HDL, dan mencegah terbentuknya endapan pada pembuluh<br />
darah.<br />
4. Menurunkan asupan kolesterol<br />
- Kolesterol terutama banyak ditemukan pada lemak dari hewan,<br />
jeroan, kuning telur, serta “seafood” (kecuali ikan).<br />
5. Mengkonsumsi lebih banyak serat dalam menu makanan sehari-hari.<br />
- Serat banyak ditemukan pada buah- buahan (misalnya apel, pir<br />
yang dimakan dengan kulitnya) dan sayur-sayuran.<br />
- Serat yang dianjurkan adalah sebesar 25 – 40 gr/hari, setara<br />
dengan 6 buah apel merah dengan kulit atau 6 mangkuk sayuran.<br />
- Serat berfungsi untuk mengikat lemak yang berasal dari makanan<br />
dalam proses pencernaan, sehingga mencegah peningkatan kadar LDL<br />
kolesterol.<br />
6. Merubah cara memasak<br />
- Sebaiknya memasak makanan bukan dengan menggoreng tetapi dengan<br />
merebus, mengukus atau membakar tanpa minyak atau mentega.<br />
- Minyak goreng dari asam lemak tidak jenuh sebaiknya bukan<br />
digunakan untuk menggoreng tetapi digunakan untuk minyak salad,<br />
sehingga mempunyai efek positif terhadap peningkatan kadar HDL<br />
kolesterol maupun pencegahan terjadinya endapan pada pembuluh<br />
darah.<br />
7. Melakukan aktifitas fisik dengan teratur.<br />
- Dianjurkan untuk melakukan olah raga yang bersifat aerobik<br />
(jalan cepat, lari-lari kecil, sepeda, renang dll.) secara<br />
teratur 3 – 5 kali setiap minggu, selama 30 – 60 menit/hari,<br />
dengan nadi selama melakukan olah raga sebesar 70 – 80 % (220 –<br />
umur).<br />
- Olah raga yang teratur akan membantu meningkatkan kadar<br />
kolesterol HDL.<br />
- Bila melakukan olah raga jalan, lari-lari kecil sebaiknya<br />
menggunakan sepatu olah raga yang sesuai untuk mencegah cedera<br />
sendi.<br />
Bagi Anda yang ingin terhindar dari masalah kolesterol ada baiknya mulai mempertimbangkan makanan sehat antikolesterol. Berikut adalah lima makanan terbaik menurut Mayo Clinic yang membantu menurunkan kolesterol dan melindungi jantung serta pembuluh darah Anda.<br />
1. Bubur gandum/oatmeal<br />
Oatmeal mengandung serat larut (soluble fiber) yang dapat menurunkan kolesterol buruk (low-density lipoprotein /LDL) Anda. Soluble fiber juga ditemukan pada jenis makanan lain seperti kacang ginjal (kidney beans), apel, buah pir, barley, dan buah prune. Serat yang larut diyakini mampu menurunkan penyerapan kolesterol dalam pencernaan Anda. Mengonsumsi 10 gram lebih serat larut setiap hari dapat menurunkan kadar total LDL. Setiap 1 1/2 cangkir oatmeal matang yang Anda makan mengandung 6 gram serat. Jika Anda tambahkan buah seperti pisang, Anda menambah 4 gram lebih serat .<br />
2. Kacang walnuts, almonds dan jenis lainnya<br />
Berbagai studi menunjukkan, walnut secara signifikan menurunkan kolesterol dalam darah. Kacang ini mengandung banyak asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acids) yang dapat membuat pembuluh darah tetap sehat dan elastis. Kacang Almond juga memiliki faedah yang tidak terlalu beda, di mana penurunan kolesterol dapat Anda rasakan setelah sekitar empat minggu.<br />
Diet untuk menurunkan kolesterol dengan 20 persen sumber kalori berasal dari walnut diklaim dapat menurunkan kadar kolesterol LDL hingga 12 persen. Kacang-kacangan umumnya berkalori tinggi sehingga dengan hanya sekitar segenggam (tidak lebih dari 2 ons atau 57 gram) akan memberi faedah.<br />
Namun perlu diingat, ketika Anda mengonsumsinya dengan makanan lain jangan berlebihan. Makan berlebih justru membuat Anda kegemukan dan memicu risiko jantung.<br />
3. Ikan dan asam lemak omega-3<br />
Banyak riset yang mendukung manfaat mengonsumsi ikan dalam menurunkan kolesterol karena ikan kaya kandungan asam lemak omega-3. Asam lemak Omega-3 juga membantu jantung dengan beragam cara seperti menurunkan tekanan darah dan menekan risiko pembekuan darah. Pada pasien yang sudah mengalami serangan jantung, minyak ikan atau asam lemak omega-3 secara signifikan menurunkan risiko kematian mendadak .<br />
Para dokter biasanya merekomendasikan untuk memakan ikan minimal dua kali dalam semingguu. Sumber makanan yang kaya omega-3 terdapat pada makarel, ikan herring, sarden, tuna albacore dan salmon.<br />
Perlu diingat, untuk mempertahankan faedah ikan bagi kesehatan, sebaiknya ikan dipanggang atau dibakar dalam oven. Jika tidak suka ikan, Anda juga bisa mempeoleh omega-3 dari makanan lain seperti ground flaxseed atau canola oil.<br />
Anda juga dapat memperoleh omega-3 atau minyak ikan dari suplemen, tetapi tentu tidak akan mendapatkn semua nutrien penting dalam ikan seperti selenium. Bila Anda memutuskan memakan suplemen, ingatlah untuk tetap memperhatikan pola makan Anda dan makanlah daging yang rendah lemak atau sayuran untuk menggantikan ikan.<br />
4. Minyak Zaitun/Olive Oil<br />
Minyak Zaitun atau olive oil mengandung campuran antioksidan potensial yang dapat menekan kolesterol tanpa mengganggu kadar kolesterol baik (HDL) Anda .<br />
Badan Pengawas Makanan AS (FDA) merekomendasikan untuk mengonsumi sekitar 2 sendok makan (23 gram) olive oil setiap hari untuk menjaga jantung tetap sehat. Untuk menambah olive oil dalam daftar menu, Anda bisa mencampunya dengan sayuran, bumbu cair, atau mencampurnya dengan cuka sebagai pelengkap salad. Anda juga dapat menggunakan olive oil as sebagai pengganti mentega ketika memoles daging.<br />
Beberapa riset menyarankan bahwa efek olive oil dalam menurunkan kolesterol akan lebih besar jika Anda memilih extra-virgin olive oil atau minyak zaitun ekstra murni. Minyak jenis ini tidak melewati proses pengolahan dan penambahan zat kimia yang diyakini mengandung lebih banyak antioksidan menyehatkan. Sebaiknya hindari “light” olive oil karena biasanya jenis ini sudah melewati beragam proses pengolahan sehingga faedahnya tidak akan maksimal.<br />
5. Makanan yang difortifikasi atau diperkaya sterol dan stanol tumbuhan.<br />
Banyak makanan yang kini telah difortifikasi dengan sterol atau stanol — zat dalam tumbuhan yang membantu menahan penyerapan kolesterol.<br />
Margarin, jus jeruk, atau yogurt ada yang sudah difortifikasi dengan sterol yang bisa menurunkan LDL kolesterol hingga 10 persen. Jumlah sterol tumbuhan yang dibutuhkan untuk mencapai target itu sedikitnya 2 gram yang setara dengan dua porsi (237 mililter) jus jeruk dengan fortifikasi sterol dalam sehari.<br />
Sterol atau stanol tumbuhan yang ditambahkan dalam makanan tidak akan memengaruhi kadar trigliserida atau pun HDL. Sterol atau stanol juga tidak akan mengganggu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak seperti A, D, E and K<br />
sumber : http://smaknegla.blogspot.com/Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-13325801230137691482010-04-19T19:22:00.001+07:002010-04-19T19:22:45.885+07:00Berita DukaInalillahi wainalillahi roji'un Telah berpulang Bapak Drs. Bambang Mariyono, M.Pd. Pada hari ini sekitar jam 02 tengah hari. Guru SMAN 1 Sukaraja Kab. Sukabumi. Semoga Iman dan Isalmnya diteima Allah SWT, diterima arwahnya, dihapuskan segala dosanya serta diampuni segala kesalahannya.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-24777412571486054342010-04-11T09:39:00.002+07:002010-04-11T09:39:25.532+07:00Berita Duka (Aji Wibowo)Keluarga besar SMAN 1 Sukaraja pada hari rabu tanggal 7 April 2010 tengah berduka cita karena ditinggalkan seorang guru senior yaitu Drs. Aji Wibowo.<br />
<br />
Pak Aji Wibowo berbakti di SMAn 1 Sukaraja sejak berdirinya SMAN 1 Sukaraja, merupakan angkatan pertama yang dikirim oleh pemerintah mejadi guru di SMAN 1 Sukaraja. beliau lahir di Jakarta (keturunan tegal) pada tanggal 5 september 1964, lulus dari IKIP sebagai sarjana Geografi pada tahun 1991 ketika wafat beliau berpangkat Pembina (IVa).Jabatan sebagai guru dan Wakasek Kesiswaa, juga beliau sebagai ketua koperasi sejahtera (SMAN 1 Sukaraja). Alamat terakhir di Bayubud, meninggalkan Istri dan 4 orang anak. <br />
<br />
Pada hari Rabu (wafatnya) Pak Aji sedang menjalankan tugasnya ke pelabuhanratu, namun ketika pulang tepatnya di daerah pangleseran Pak Aji kena gangguan kesehatan (Diduga Jantung) sehingga terjatuh dari motor, kemudian dibawa ke Polikllinik 24jan di Pangleseran. Hasil pemeriksaan Pak Aji telah meninggal dunia. Jenasah diJemput oleh Pak Tateng (Kepala Sekolah) Pak Agus (Guru Matematika) dan Pak Gandi (Guru PKn), langsung dibawa karumahnya. Kejadian sekitar jam 11, dimakamkan di bayubud pada hari itu juga. yang datang melayat dan mengantarkan kepemakaman sangat banyak sekali walaupum pemakaman dilaksanakan pada malam hari (setelah Isya).<br />
<br />
Kita semuanya hanya bisa berdo'a semoha Pak Aji diterima oleh Allah SWT, diterima Iman dan Islamnya, dihapuskan semua dosanya. Dikuatkan keluarga yang ditinggalkannya. Amin Ya Robal Alamin....Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-44583244471595806152010-02-27T09:18:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.380+07:00Manajemen konflikPenyebab Konflik<br />Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:<br />A. Faktor Manusia<br />1. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.<br />2. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.<br />3. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.<br />B. Faktor Organisasi<br />1. Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.<br />Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar unit/departemen dalam suatu organisasi.<br />2. Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.<br />Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan perusahaan.<br />3. Interdependensi tugas.<br />Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya.<br />4. Perbedaan nilai dan persepsi.<br />Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior men¬dapat tugas yang ringan dan sederhana.<br />5. Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih.<br />6. Masalah “status”. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan meningkatkan status, sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi.<br />7. Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan, koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen. Akibat-akibat Konflik<br />Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.<br />Akibat negatif<br />• Menghambat komunikasi.<br />• Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).<br />• Mengganggu kerjasama atau “team work”.<br />• Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.<br />• Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.<br />• Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.<br />Akibat Positif dari konflik:<br />• Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.<br />• Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.<br />• Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.<br />• Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.<br />• Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.<br />Cara atau Taktik Mengatasi Konflik<br />Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik yang muncul.<br />Diatasi oleh pihak-pihak yang bersengketa:<br />Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama.<br />Persuasi: Usaha mengubah po-sisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.<br />Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.<br />Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama de¬ngan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.<br />Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.<br />Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa.<br />Intervensi (campur tangan) pihak ketiga:<br />Apabila fihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.<br />Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif.<br />Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.<br />Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.<br />Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:<br />1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.<br />2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.<br />3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.<br />4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.<br />5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.<br />6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.<br />7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.<br />8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon. <br />http://id.shvoong.com/social-sciences/1961325-manajemen-konflik/Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-33844633762599072552010-02-27T09:15:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.393+07:00Bagaimana cara menemukan dan memanfaatkan potensi dalam diri kitaSudah mengetahui bakat yang dimiliki? Mulailah Anda mengembangkannya. Namun jika<br />belum tahu apa bakat yang dimiliki, belum terlambat untuk mengetahuinya. Anda hanya<br />butuh empat kunci berikut untuk mengeluarkan potensi Anda yang sesungguhnya.<br />1. KEAHLIAN<br />Pernahkah Anda mempelajari sesuatu yang benar-benar baru dan ternyata Anda dapat<br />menguasainya dengan mudah? Atau mengerjakan sesuatu lebih cepat dari rekan lain?<br />Bisa jadi, itulah bakat yang sedang memanggil, menunggu Anda meraihnya dan<br />mengembangkannya.<br />Jika Anda dengan mudah bisa menyelesaikan sebuah perhitungan saat orang lain<br />menyumpahi kalkulator. Berarti disitulah bakat Anda. Nah, pikirkanlah hal-hal yang<br />begitu mudah bagi Anda tetapi tidak bagi teman-teman. Kemudian, perhatikan bakat apa<br />yang tengah bekerja pada diri Anda.<br />2. KETERTARIKAN<br />Cara lain menemukan bakat adalah dengan memikirkan hal-hal yang begitu Anda<br />inginkan. Seringkali hal-hal yang menarik perhatian selalu berkaitan dengan<br />kemampuan alami atau bakat. lni merupakan suatu pola konsisten dalam hidup dan bukan<br />sekadar cara menghabiskan waktu alias hobi semata.<br />Nah, coba pikirkan apa yang paling Anda ingin lakukan seharian? Menonton film?<br />Melatih hewan? Menata barang? Memainkan alat musik? Atau membaca buku? Sesuatu itu<br />tidak harus yang menjadi ambisi Anda, meski ambisi merupakan petunjuk kuat adanya<br />bakat yang tengah bekerja.<br />3. KEPUASAN<br />Apa yang membuat Anda merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam bekerja? Pekerjaan<br />apa yang membuat Anda begitu hanyut dan merasa tak ingin berhenti saat<br />mengerjakannya? Bagi para atlet, perasaan hanyut sering terjadi ketika mereka<br />berolahraga. Sementara bagi para ahli komputer, perasaan hanyut terjadi ketika<br />mereka menghadapi piranti lunak.<br />Dalam keadaan hanyut, kita memang menjadi sangat terfokus pada kesempatan untuk<br />menggunakan bakat. Alhasil, pola gelombang otak kita saat itu begitu mirip dengan<br />pola gelombang otak ketika kita tertidur lelap. Nah, sekarang apa yang membuat Anda<br />terhanyut? Jika Anda belum juga menemukan, pikirkan suatu kegiatan yang membuat Anda<br />terlibat sepenuhnya. Mungkin bakat Anda ada di sana.<br />4. KEBIASAAN<br />Pernahkah Anda dipuji karena kemampuan atau sikap Anda? Misalnya, orang menilai Anda<br />sebagai karyawan yang sangat teratur atau ide pemasaran Anda hebat, atau Anda<br />pendengar yang baik, dan lain sebagainya. Lewat komentar orang-orang di sekitar,<br />Anda juga bisa mengetahui kemampuan alami Anda.<br />Ketrampilan alami memang bisa muncul dalam berbagai cara. Namun, kadang kita<br />menganggapnya biasa saja karena ketrampilan itu sudah sangat melekat sehingga hampir<br />tak disadari kehadirannya.<br />Lalu, bagaimana mengenali bakat itu? Coba cermati apa yang membuat orang tertarik<br />pada Anda, mengenali Anda atau terfokus pada Anda? Apakah Anda menjadi tempat<br />curahan hati teman-teman? Atau mereka selalu meminta pendapat Anda soal pakaian?<br />Nah, di sanalah bakat Anda tersimpan. Anda hanya perlu mencari kesempatan untuk<br />mengembangkannya.<br />Namun yang juga perlu diingat, bahwa belum tentu bakat yang sudah Anda pastikan<br />tersebut membawa keberhasilan. Karena keberhasilan sesungguhnya tetap mengacu kepada<br />kemauan untuk berusaha sekeras mungkin. Dengan kata lain, bahwa apapun bakat Anda,<br />tetap pelajari dan tekuni hal2 lainnya yang bisa menunjang dan meningkatkan<br />kemampuan Anda.<br />Bagaimana dengan Anda?<br />Bakat/Potensi apakah yang sebenarnya Anda miliki?<br />http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1954774-bagaimana-cara-menemukan-dan-memanfaatkan/Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-5105491367958824902010-02-27T09:13:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.403+07:00Tips BAGAIMANA MENINGKATKAN HARGA DIRI ANAK.Kepercayaan diri terkait dengan harga diri. Seorang anak yang memiliki harga diri yang tinggi akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi pula. Untuk itu, harga diri anak penting ditumbuhkan sejak dini agar kepercayaan dirinya juga tumbuh seiring dengan usianya menuju dewasa. Harga diri adalah 'rasa nilai diri' yang bersumber dari pikiran, perasaan, sensasi dan pengalaman hidup seseorang. Harga diri tumbuh dan berkembang mulai dari usia bayi hingga dewasa. Pada usia dua tahun, anak sudah memiliki rasa otonomi, kesadaran tentang dirinya sebagai orang berdiri sendiri. Dalam tahap awal ini pandangan pertama tentang dirinya terbentuk. Perkembangan selanjutnya banyak tergantung pada tahap awal tersebut.<br />Masa remaja merupakan periode paling penting dalam pertumbuhan harga diri anak. Pada masa ini, tumbuh 'rasa jati diri' yang kuat. Anak berproses menjadi dewasa, dari ketergantungan menjadi kemandirian dan percaya diri. Pandangannya terhadap dirinya terkait dengan pikiran, perasaan dan tindakan yang bersumber dari dirinya sendiri. Jika ia memandang dirinya secara positif, maka ia memilki harga diri yang tinggi.<br />Berikut Tips untuk Meningkatkan Harga Diri Anak.<br />Usahakan anak mengalami perasaan positif dalam empat kondisi mental berikut: (1) Rasa Terikat; anak merasa adanya kepuasan bathin dalam hubungannya dengan orang tua dan keluarganya sehingga menimbulkan rasa keterikatan. (2) Rasa Unik; anak merasa dirinya spesial. ia menghargai sifat tertentu yang membuatnya istimewa ketika ia menerima penghargaan atau pengakuan dari oarang lain. (3) Rasa berkuasa; perasaan yang bersumber dari memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk mempengaruhi lingkungannya. (4) Model; contoh perilaku individu, falsafah, dan tindakan yang menjadi model untuk mewujudkan nilai-nilai, cita-ita dn tolok ukur pribadi<br />Untuk membuat harga diri tinggi, keempat kondisi tersebut harus hadir secara terus menerus. Jika salah satu kondisi itu tidak cukup tersedia, akan berakibat gangguan terhadap harga diri.<br />1. Tips Meningkatkan Rasa Terikat: (a) berikan perhatian secara pribadi di saat anak membutuhkannya. (b) tunjukkan kasih sayang kepada anak dalam semua ucapan dan tindakan. (c) berikan pujian secara spesifik dengan jujur. (d) berikan pujian ketika ia bekerjasama dengan baik dengan teman-temannya. (e) hormati hubungan anak dengan teman-temannya. Terimalah teman-temannya berkunjung ke rumah. (f) ceritakan perasaan Anda kepada anak. (g) berbagilah dengan anak tentang minat, hobi, dan perihal kehidupan. (h) luangkan waktu khusus untuk berduaan dengan anak.<br />2. Tips Meningkatkan Rasa Unik: (a) perhatikan dan tegaskan bakat istimewa yang dimilikinya. (b) terima dan dorong anak mengungkapkan gagasannya. (c) beritahukan penerimaan Anda atas dirinya. (d) temukan segi positif dalam gagasannya dan berikan pujian. (e) terimalah percobaan anak dalam gagasan, pekerjaan atau falsafah. (f) hargai pandangan anak. (g) hormati privasi, kebebasan dan keunikan kamar pribadi anak. (h) biarkan anak memenuhi tugas dan tanggungjawabnya dengan caranya sendiri.<br />3. Tips Meningkatkan Rasa Berkuasa: (a) dorong anak supaya memiliki tanggungjawab pribadi. Dukung keputusannya dan mantapkan hatinya pada keputusan itu. (b) tunjukkan penghargaan ketika anak menunjukkan tanggungjawab atas gagasan dan perilakunya. (c) bantu anak memahami proses pengambilan keputusan, mempertimbangkan berbagai alternatif dan konsekuensinya. (d) evaluasi proses pengambilan keputusan dan bimbing dalam langkah-langkah pemecahan masalah tetapi biarkan ia mengusulkan alternatif dan hasilnya. (e) beri penghargaan atas keberhasilan anak, sekecil apapun keberhasilannya. (f) hargai tingkat kemampuan yang dimiliki anak pada saat ini. (g) dorong anak menentukan tujuan pribadinya dalam jangka pendek dan jangka panjang.<br />4. Tips Meningkatkan Model: (a) berikan contoh teladan perilaku yang benar dalam kehidupan sehari-hari. Ingat, orang tua adalah 'model utama' bagi anak. (b) hubungkan anak dengan orang-orang berprestasi dengan kontak pribadi atau buku bacaan.(c) bantu anak memahami apa yang diyakininya. (d) bantu anak menetapkan tujuan yang realistis dalam hal perilaku dan pelajarannya. (e) hadapkan anak dengan konsekuensi perilakunya. (f) bantu memahami dengan jelas cara-cara mengerjakan tugasnya. (g) tonjolkan potensi yang dimilikiya ketimbang kekuarangannya. (h) berusahalah memahami kondisi khusus yang mempengaruhi anak, seperti kondisi lingkungan dan tekanan sosial<br />(http://id.shvoong.com/books/self-improvement/1962352-bagaimana-meningkatkan-harga-diri-anak/)Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-67047116201443480212010-02-27T09:07:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.413+07:00Ajaibnya Otak TengahAkhir-akhir ini marak isu tentang pelatihan aktivasi otak tengah anak di Jakarta dan di beberapa kota besar di Indonesia. Anak-anak yang otak tengahnya telah diaktifkan dapat menggambar dengan mata tertutup, menebak kartu remi, membaca koran, dan bahkan naik sepeda dengan mata tertutup.<br /><br />Ini fenomena luar biasa karena sebelumnya kita tahu bahwa hanya para ahli yang telah berlatih bertahun-tahun yang dapat melakukannya. Sementara anak-anak ini mampu demikian hanya dalam waktu dua hari saja!<br /><br />Beberapa pekan yang lalu, saya sendiri melihatnya di Kampus UI Depok (lokasi pelatihan GMC). Setelah dua hari pelatihan, anak-anak itu bisa berlari-lari di pinggir kolam renang di UI itu dengan mata ditutup. Waktu saya satanya, mereka bilang bahwa mereka tidak merasa gelap, melainkan terang saja dalam otaknya.<br /><br />Ini dapat dimengerti karena menurut ilmu pengetahuan memang manusia dapat melihat dengan otak, bukan dengan mata. Mata hanyalah jendela dari otak. Rupanya otak tengah itu berperan penting juga dalam hubungannya dengan indera manusia.<br /><br />Metode pengaktifan otak tengah ini pertama kali dibawa ke Indonesia oleh Master Franchise Genius Mind Consultancy Indonesia, Doni Satya. Ia mengatakan bahwa otak tengah merupakan jembatan anatara otak kanan dan otak kiri. Jika otak tengah aktif, maka akan memaksimalkan fungsi kedua otak, baik kanan maupun kiri.<br /><br />Manusia saat ini diketahui hanya dapat memaksimalkan fungsi otaknya 1-5 % saja. Bahkan Albert Eistein, ilmuwan yang jenius itu kabarnya hanya menggunakan 10 % dari keseluruhan fungsi otaknya.<br /><br />Maka ada 90% lagi misteri fungsi otak yang akan menarik untukdieksplor lebih lanjut.<br /><br />Saja jadi ingat suatu hari pernah menonton tayangan Oprah Winfrey Show. Saay itu dihadirkan seorang wanita separo baya yang dapat mengingat kejadian setiap hari dalam hidupnya sejak ia berumur 5 tahun.<br /><br />Jadi ketika ia ditanya, misalnya, apa yang kamu lakukan pada anggak 25 Novermber saat kamu berusia 8 tahun? Ia mengatakan, "Oh, saat itu paginya saya diajak berenang oleh ayah, lalu kami menghadiri acara ulang tahun temanku Catarina, lalu aku pulang dan terpeleset di tangga, lalu aku menangis... Bla bla bla."<br /><br />Luar biasa sekali bahwa perempuan ini betul-betul dapat mengingat semua urutan kejadian selama bertahun-tahun dalam otaknya.<br /><br />Rupanya memang ada bagian dalam fungsi otak manusia memungkinkan hal tersebut, hanya saja bagi sebagian besar manusia, bagian tersebut tidak berfungsi.<br /><br />Bagaimana dengan potensi otak tengah? Konon ada banyak manfaatnya jika otak tengah diaktifkan. Misalnya bisa meningkatkan kemampuan memori, konsentrasi, kreativitas, menyeimbangkan hormon, menstabilkan emosi, dan membentuk karakter positif.<br /><br />Namun, metode dari GMC yang dilakukan selama dua hari ini hanya berlaku untuk anak usia 5-15 tahun. Buat yang sudah melewati umur ini sepertinya hanya dapat merelakan kemampuan ini untuk anak-anak generasi penerus, supaya mereka bisa lebih jenius dan memaksimalkan potensi mereka.(wikimu.com)Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-63926849768481186762010-02-27T09:06:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.422+07:00Makna Sholat TahajudTahajud artinya 'bangun dari tidur di malam hari.' Maka sholat tahajud dikerjakan di malam hari setelah tidur terlebih dahulu , walaupun tidurnya sebentar. Mengapa harus tidur dulu? Karena bangun tidur pikiran kita menjadi lebih segar dan fresh. Dengan tidur berarti proses pemulihan sel tubuh, penambahan kekuatan dan otak kita kembali berfungsi. Mengapa pula tengah malam atau sepertiga malam? Karena pada malam hari suasana hening dan tenang menunjang konsentrasi kita.<br /><br />'Sesungguhnya bangun tengah malam adalah lebih mengena dan bacaannya lebih berkesan. Pasa siang hari engkau mempunyai urusan panjang. Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepadaNya dengan penuh ketekunan.' (QS. al-Muzzamil:1-8).<br /><br />Menurut at_Tabari, bacaannya lebih berkesan, maksudnya bahwa sholat malam lebih membekas dihati kita. Ketika aktifitas kehidupan terhenti dan kebanyakan manusia tertidur lelap. Bangun tengah malam terhindarkan kita dari riya.' Sholat tahajud juga mengajarkan keikhlasan. Ia barometer bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam ibadah. Sengaja bangun malam hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki keinginan niat kuat. Niat yang kuat didorong oleh motivasi yang kuat sehingga sholat tahajud akan dilaksanakan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-55566278937850176892010-02-27T09:04:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.430+07:00Kenakalan RemajaKenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri ketika sebuah anak kelas satu SMA di kompelks saya, ditangkap/diciduk POLISI akibat menjadi seorang bandar gele, atau yang lebih kita kenal dengan ganja.<br /><br />Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:<br /><br />- kurangnya kasih sayang orang tua.<br /><br />- kurangnya pengawasan dari orang tua.<br /><br />- pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.<br /><br />- peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.<br /><br />- tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.<br /><br />- dasar-dasar agama yang kurang<br /><br />- tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya<br /><br />- kebasan yang berlebihan<br /><br />- masalah yang dipendam<br /><br />Dan saya dapat memberikan beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:<br /><br />- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.<br /><br />- Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.<br /><br />- Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.<br /><br />- Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.<br /><br />- Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.<br /><br />- Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.<br /><br />- Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.<br /><br />- Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.<br /><br />Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga dapat berguna bagi anda.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-1897255535985941122010-02-27T08:38:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.438+07:00BAB VII LEMBAR KERJA DAN EVALUASIA. Lembar Kerja<br />1. Diskusikan dan rumuskan dalam kelompok kecil (5-10 orang) tentang latar belakang dan tujuan diterapkannya MPMBS secara umum yang memungkinkan dapat dilakukan di sekolah.. Latar belakang mencakup kondisi sekolah saat ini dan kondisi yang diharapkan. Masalah utama dan pemecahan masalah terbaik.<br /><br />2. Diskusikan pengisian lembar supervisi Tabel 2 <br /> dengan asumsi kolom 5 ada masalahnya.<br /> 3. Diskusikan pengisian Tabel 4 di atas dengan asumsi ketujuh aspek MPMBS di atas belum baik pelaksanaannya dan bermasalah. Lengkapilah isian tabel di atas.<br /><br />B. Evaluasi (pre-tes dan post tes)<br /> 1. Karakteristik MPMBS identik dengan karakteristik sekolah efektif. Jelaskan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif serta memiliki tingkat kepentingan erat dengan keterampilan manajerial sekolah dan MPMBS.<br /> 2. Buatlah visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah!<br /> 3. Jelaskan analisis SWOT dalam meningkatkan MPMBS.<br /> 4. Mengapa ME perlu dilakukan?<br /> 5. Mengapa hasil ME jarang ditindaklanjuti?<br /> <br /> <br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Alberct. 1983. Pengembangan Organisasi. Bandung: Angkasa<br /> <br />Depdiknas. 2002, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen. <br /><br />Depdiknas. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.<br /><br />BSNP. 2006. Naskah Akademik Standar Pengelolaan Pendidikan. Jakarta: BSNP.<br /><br /> Dornseif. 1996. School-Based Management. Alexandria: ASCD.<br /><br /> Duhou, I.B. 2002. School-Based Management.(Diterjemahkan Aini, N & Al-Jauhari, A). Jakarta: Logos <br /> <br /> Gutrie, J.W & Reed, R.J.1991. Educational Administration and Policy Effective Leadership for American Education. Boston: Allyn and Bacon. <br /><br /> Jalal, F. & Supriadi, D. 2001. (Editor). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Jakarta: Adicita.<br /><br /> Koentjaraningrat. 1992. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. <br /><br />Manning, G., & Curtis, K. 2003. The art of leadership. Boston: McGraw-Hill Irwin. <br /><br /> <br /> Maslow, A. 1954. Motivation and Personality. New York: Addison-Wesley.<br /><br />Odden, A. 1994. School-Based Management. San Francisco: Jossey-Bass Publishers.<br /><br />Tim Pokja Diknas Jawa Barat. 2001. Pedoman Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Jawa Barat. Bandung: Diknas Propinsi Jawa Barat.<br /><br />Undang-Undang republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Bandung: Citra Umbara,<br /><br />Verma, V.K. (1996). The Human Aspects of Project Management <br /> Human Resources Skills for the Project Manager. Upper Darby, <br /> PA: Project Management Institue.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-7238854395699310482010-02-27T08:37:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.454+07:00BAB VI MONITORING DAN EVALUASIA. Rasional dan Tujuan<br /> ME merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan baik di tingkat mikro (sekolah), meso (kandep, kanwil), maupun makro (departemen). Hal ini didasari pemikiran bahwa ME dapat mengukur tingkat kemajuan pendidikan di sekolah. ME menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Karena itu, keberhasilan ME ditentukan oleh informasi yag cepat, tepat, dan cukup untuk pengambilan keputusan. Pelaksanaan MPMBS memerlukan ME yang intensif dan terus-menerus.<br /> Monitoring adalah proses pemantauan untuk mendapatkan informasi pelaksanaan MPMBS. Jadi, fokus monitoring pada proses pelaksanaan MPMBS bukan pada hasilnya. Sedangkan evaluasi ialah proses mendapatkan informasi tentang hasil MPMBS. Informasi hasil ini dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan. Bila sesuai berarti program MPMBS efektif.<br /> ME MPMBS bertujuan untuk:<br /> (1) mendapatkan informasi sebagai masukan dalam pengambilan <br /> keputusan.<br /> (2). Memberi masukan (umpan balik) bagi perbaikan pelaksanaan MPMBS <br /> baik konteks, input, proses, output, maupun outcome <br /> (Depdiknas,2002). <br /><br />B. Komponen-komponen MPMBS yang Di-ME<br />1. Konteks adalah eksternal sekolah berupa tuntutan (demand) dan <br /> dukungan (support) yang berpengaruh terhadap input sekolah. <br /> Evaluasi konteks adalah evaluasi kebutuhan (needs assessment).<br />2. Input <br />3. Proses <br />4. Output <br /> 5. Outcome ialah hasil MPMBS jangka panjang. Bedanya dengan output adalah output masih dampak pendidikan jangka pendek, sedangkan outcome merupakan dampak pendidikan jangka panjang baik terhadap siswa maupun sosial. Alat evaluasinya umumnya menggunakan analisis biaya dan manfaat (cost-benefit analysis) (Depdiknas,2002)<br /> <br />C. Jenis ME<br /> Ada dua jenis ME: internal dan eksternal. ME internal ialah ME yang dilakukan sekolah. Tujuannya utama ME internal adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan sekolah sehubungan dengan sasaran-sasaran sekolah. Pelaksana ME internal adalah warga sekolah. ME eksternal ialah ME yang dilakukan pihak luar sekolah seperti Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi, Direktorat SLTP, pengawas, BPG, PT, atau gabungan dari mereka. Hasil ME untuk: sistem hadiah bagi sekolah, meningkatkan iklim kompetensi antar sekolah, kepentingan akuntabilitas sekolah, memperbaiki sistem yang ada secara menyeluruh, dan membantu sekolah mengembangkan dirinya.<br /><br />D. Rancangan/Disain ME<br /> Rancangan ME meliputi:<br />(1) penyusunan indikator (konteks, input, proses, output, dan outcome); <br />(2) penyusunan instrumen berdasarkan indikator-indikator; <br />(3) penyusunan petunjuk penilaian berupa cara pembobotan, skala penilaian, <br /> perhitungan, dan langkah-langkah penilaian; <br />(4) pemilihan sumber data berupa pihakterkait; <br />(5) pemilihan metode pengumpulan data berupa dokumen, pengamatan, <br /> angket, dan wawancara; <br />(6) pemilihan metode analisis data; <br />(7)penyusunan prosedur dan jadwal; <br />(8) penentuan pelaksana ME misalnya ME untuk sekolah pelaksananya terdiri <br /> dari pengawas, wakil dinas, wakil bidang, wakil BPG, dan kalangan <br /> profesional (Depdiknas,2002).<br />E. Pelaksanaan ME<br /> Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ME adalah data yang akurat <br /> dan terbaru dan dianalisis dengan metode analisis yang cocok (Depdiknas,2002)<br />F. Penyusunan Laporan Hasil ME<br /> Sampul<br /> Halaman judul<br /> Kata Pengantar<br /> Daftar Isi<br /> Ringkasan Eksekutif<br /> Daftar Gambar<br /> Daftar Tabel<br /><br /> BAB I PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang<br />B. Tujuan<br />C. Pelaksanaan (waktu, tempat, jadwal, petugas/evaluator) <br />D. Metodologi Evaluasi (metode pengumpulan data, sumber data, instrumen, metode analisis data, dan prosedur ME).<br /> <br /> BAB II HASIL EVALUASI<br />A. Deskripsi Data<br />B. Hasil Pengolahan Data<br />1. Hasil Pengolahan Data Setiap Komponen<br />2. Hasil Pengolahan Data Keseluruhan Komponen Sekolah (agregatif)<br /><br />BAB III KESIMPULAN DAN SARAN<br />A. Kesimpulan<br />B. Saran dan Tindak Lanjut <br /> LAMPIRAN<br /><br />G. Contoh Instrumen ME untuk Pembinaan MPMBS<br /><br />Pembinaan kepala sekolah dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian hasil MPMBS. Caranya dengan memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan MPMBS saat ini dan mengupayakan peningkatan skor yang telah dicapai sehingga mencapai skor yang maksimal (5). Data pelaksanaan peningkatan mutu di sekolah dikumpulkan oleh pengawas sekolah melalui teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya disimpulkan dalam bentuk kriteria skor sebagai berikut.<br />0 = kondisi/proses dan hasil sama sekali belum <br /> direncanakan/dilaksanakan/dicapai atau <br /> tidak mendukung sama sekali. <br /> <br />1 = kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab belum <br /> dilaksanakan/dicapai/ditunjuk/tidak mendukung).<br /><br />2 = kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab sebagian <br /> kecil selesai/mendukung/berhasil memuaskan dengan sebagian besar <br /> ditingkatkan dan mendesak.<br /><br />3 = kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab telah <br /> selesai/mendukung/berhasil (memuaskan) dengan peningkatan <br /> sebagian kecil dan mendesak.<br /><br />4 = kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab telah <br /> selesai/mendukung/berhasil (memuaskan) dengan sebagian kecil masih <br /> bisa ditingkatkan tapi tidak mendesak.<br /><br />5 = kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab telah selesai/mendukung/berhasil tanpa cacat (memuaskan).<br /><br />Tabel 12<br />Lembar Observasi Pengelolaan dan Administrasi Sekolah Berbasis MPMBS<br /><br />No Kondisi 0 1 2 3 4 5<br /> KEADAAN GEOGRAFIS <br />1. Kondisi dan kesesuaian daerah sekitar ditinjau dari sosial budaya kehidupan masyarakat terhadap pelaksanaan program di sekolah seperti merasa ikut memiliki dan perhatian kepada kepala sekolah. <br />2. Kondisi dan dukungan iklim komunikasi dan pergaulan masyarakat terhadap lingkungan/masyarakat sekolah yang melaksanakan program di sekolah seperti sifat akomodatif dan peluang yang diberikan untuk pengembangan sekolah. <br />3. Dukungan alam sekitar terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah memiliki potensi besar mendukung sukses dan berkembangnya program sekolah, gangguan bencana alam, dan tingkat keterjangkauan masyarakat menuju sekolah. <br />4. Kesesuaian adat istiadat, agama, dan keyakinan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah kondusif dan memberikan kontribusi kepada sekolah, kerukunan antar agama dan etnis, serta sifat kegotongroyongan. <br /> PERMINTAAN MASYARAKAT AKAN PENDIDIKAN <br />1. Animo dan dorongan masyarakat dalam melanjutkan pendidikan/sekolah anaknya, dan kualitas calon siswa ditinjau dari nilai hasil ujian nasional. <br />2. Perkembangan jenis pendidikan di daerah, baik negeri maupun swasta, secara kuantitas dan kualitas serta jumlah lulusan sekolah dasar dari tahun ke tahun. <br />3. Permintaan masyarakat akan peningkatan mutu pendidikan di daerah, seperti pengayaan materi pelajaran, PBM di sekolah serta animo orang tua untuk memasukkan anaknya yang SLTP ke lembaga bimbingan belajar/tes. <br />4. Permintaan masyarakat akan relevansi pendidikan di daerah seperti disesuaikan dengan kemampuan ekonomi, kurikulum muatan lokal dan pertimbangannya dengan kemajuan IPTEK serta perkembangan otonomi daerah. <br /> DUKUNGAN ATAU PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PENDIDIKAN/SEKOLAH <br />1. Dukungan/partisipasi dalam bentuk pemikiran seperti dalam bentuk usul, saran, kritik, baik melalui media masa, elektronik ataupun langsung kepada sekolah mengenai berbagai persoalan dan penyelenggaraan pendidikan. <br />2. Dukungan/partisipasi orang tua/masyarakat dalam bentuk fisik (material/barang) untuk pembangunan sarana dan fasilitas belajar mengajar di sekolah. <br />3. Dukungan/partisipasi masyarakat/orang tua siswa/BP3 dalam bentuk uang untuk pembangunan sarana dan fasilitas belajar mengajar di sekolah serta proses pembelajaran. <br />4. Dukungan/partisipasi dalam bentuk moral seperti pembinaan anak di keluarga tentang keagamaan, nilai dan etika, dan sosial kemasyarakatan. <br /> KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH <br />1. Implementasi atau penerapan dan kebijakan pendidikan tingkat nasional oleh sekolah sesuai dengan tingkat kepentingan dan tuntutan daerah. <br />2. Keberadaan komite sekolah, keanggotaan sekolah di dewan sekolah tingkat kabupaten/kota, dan kerjasama sekolah dengan pemerintah setempat. <br />3. Implementasi kebijakan daerah dalam mewujudkan otonomi daerah sampai dengan otonomi sekolah melalui dukungan kepada sekolah dalam bentuk uang, material, atau lainnya. <br /> ASPIRASI MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN <br />1. Bentuk dan isi aspirasi masyarakat sekitar sekolah terhadap mutu pendidikan yang berbasis sekolah/masyarakat disampaikan melalui berbagai media, pertemuan, dialog, dan sebagainya. <br />2. Keberadaan wadah komunikasi di sekolah untuk menampung informasi dan aspirasi dari masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan di daerahnya dan mensosialisasikan/mensinkronkan program sekolah dengan kemauan masyarakat. <br />3. Keberadaan jaringan informasi sekolah di samping untuk mengetahui perkembangan IPTEK dan masyarakat daerah, nasional dan internasional, juga meningkatkan wawasan, pengetahuan, kebijakan pemerintah dan lainnya. <br />4. Reaksi sekolah terhadap aspirasi dan informasi dari masyarakat diantaranya sekolah memiliki sikap keterbukaan, responsif, dan tindakan nyata dalam bentuk kebijakan untuk penyelenggaraan pendidikan. <br /> STATUS SOSIAL EKONOMI (SSE) MASYARAKAT <br />1. Kondisi rata-rata status sosial masyarakat sekitar sekolah. <br />2. Kondisi rata-rata tingkat perekonomian warga sekitar sekolah. <br /> VISI SEKOLAH <br />1. Tingkat pemahaman dan penghayatan visi sekolah oleh warga sekolah. <br />2. Keberadaan dan perumusan visi sekolah dikaitkan dengan keterlibatan warga sekolah. <br />3. Tingkat Sosialisasi visi sekolah kepada warga sekolah, masyarakat, BP3 dan lainnya. <br /> MISI SEKOLAH <br />1. Perumusan, isi rumusan, dan keterlibatan warga sekolah dan BP3 dalam penyusunan misi sekolah sebagai penjabaran dari visi sekolah. <br />2. Tingkat sosialisasi dan pemahaman misi sekolah oleh warga sekolah dan masyarakat. <br /> TUJUAN SEKOLAH <br />1. Tingkat perumusan Tujuan Sekolah untuk mewujudkan visi dan misi sekolah yang terukur, cerminan dalam suatu sasaran serta tingkat kebersamaan penyusunan tujuan sekolah. <br />2. Tingkat sosialisasi dan pemahaman tujuan. <br />3. Variasi dan kuantitas tujuan sekolah. <br /> SASARAN SEKOLAH <br />1. Keterlibatan warga sekolah dalam perumusan sasaran sekolah, juga perumusan sasaran sekolah berdasarkan pada visi, mis dan tujuan sekolah dengan memperhitungkan tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah dan telah menggambarkan secara kuantitas dan mutu yang akan dicapai. <br />2. Tingkat sosialaisasi dan pemahaman sasaran. <br />3. Variasi dan kuantitas sasaran sekolah yang akan dicapai oleh sekolah. <br /> PROGRAM SEKOLAH <br />1. Perumusan program sekolah berdasarkan atas analisa fungsi-fungsi sumber daya dan atas dasar analisa SWOT serta langkah-langkah pemecahan persoalannya oleh warga sekolah dan masyarakat/BP3 <br />2. Program sekolah mencerminkan dari sasaran yang telah dirumuskan atau ditetapkan sebelumnya dengan perencanaan-perencanaan konkret tentang aspek-aspek mutu yang akan dicapai, kegiatannya, yang melakukan, waktu, tempat, dan biaya yang diperlukan. <br />3. Program sekolah berisi tentang berbagai aspek yang semuanya untuk meningkatkan mutu sekolah, baik yang bersifat akademik maupun non akademik. <br />4. Sistematika program kerja sekolah dibuat atau dikelompokkan sesuai sasarannya dengan berbagai indikator seperti: nama program, sasaran, penanggung jawab, kekuatan pendukung, kelemahan/penghambat, strategi, dan perincian lengkap kegiatan. <br />5. Anggaran program kerja sekolah diformulkasikan dalam bentuk rupiah untuk jangka waktu tertentu(periode) serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian dengan sumber-sumber dana dapat dialokasikan dari : Rutin, OPF, BP3, bantuan MPMBS, Kesiswaan, dan lainnya. <br />6. Khusus anggaran dari bantuan MPMBS sebagai pancingan pembiayaan untuk operasionalisasi kegiatan program sekolah bagi peningkatan mutu sekolah. <br />7. Bentuk atau format anggaran program kerja sekolah disusun terdiri : RAPBS, Anggaran Total, dan Anggaran Tiap Kegiatan. <br /> SUMBER DAYA SEKOLAH <br />1. Potensi sumber daya sekolah(sarana, prasarana, fasilitas, alat, media, dll) <br />2. SDM sekolah (jumlah dan kualifikasinya) <br />3. Sarana dan prasarana (tanah dan gedung), baik luasan, jumlah dan kualifikasinya. <br />4. Fasilitas ruang, laboratorium, perpustakaan, UKS, BP, dll. <br />5. Fasilitas mebelair untuk siswa, guru, KS, TU, dll. <br />6. Sumber dana, jumlah dana, usaha-usaha untuk memperoleh tambahan dana, serta penggunaannya. <br />7. Optimasi penggunaan sumber daya sekolah. <br /> SISWA/PESERTA DIDIK <br />1. Sistem rekruitmen, seperti kepanitiaan, persyaratan, dan kerjasama dengan stakeholders. <br />2. Karakteristik siswa tentang hasil belajarnya, SES, dan prestasi lain. <br />3. Aktivitas siswa baik yang bersifat akademik maupun non akademik. <br /> KURIKULUM <br />1. Penerapan Kurikulum Nasional tentang jumlah, jenis, daya serap siswa, dan pengayaan program/materi. <br />2. Pengembangan dan penerapan kurikulum muatan lokal. <br />3. Pengembangan kurikulum dalam bentuk silabus, SAP, referensi, diktat, dll. <br /> SIKAP KEMANDIRIAN <br />1. Pemahaman warga sekolah terhadap swadaya sekolah. <br />2. Optimasi potensi sekolah apapun jenisnya. <br /> KEUANGAN <br />1. Penggalian sumber dana dimasyarakat, sekolah dengan berbagai strategi. <br />2. Peran warga sekolah dalam meningkatkan income generating activity atau unit produksi. <br />3. Peruntukan biaya bagi setiap program yang menghasilkan tambahan dana bagi sekolah. <br />4. Donatur/sumber dana baik jumlah, kualifikasi maupun instansi/dunia usaha. <br /> PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN <br />1. Aktivitas kegiatan pertemuan antara warga sekolah dengan masyarakat. <br />2. Peran warga sekolah dalam setiap mengadakan/ menyelenggarakan pertemuan/rapat baik berupa usul, kritik, pendapat, dll. <br />3. Peran masyarakat (BP3/Stakeholders/Komite Sekolah) dalam setiap melakukan pertemuan/rapat dengan sekolah. <br />4. Bentuk pengambilan keputusan yang didasarkan atas asas musyawarah, mufakat dan demokratis. <br /> PROSES PENGELOLAAN KELEMBAGAAN <br />1. Dalam pengorganisasian, sekolah telah membuat struktur. <br />2. Terdapat tugas dan tanggung jawab (job discription) dalam menggerakkan roda organisasi sekolah, antara masing-masing fungsi/bagian dalam organisasi tersebut. <br />3. Terdapat jaminan hak-hak, kewajiban, penghargaan, dan sanksi bagi warga sekolah. <br />4. Kerjasama dengan pihak lain (stakeholders). <br />5. Pengembangan dan inovasi kelembagaan. <br />6. Peningkatan aturan main atau kebijakan sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. <br />7. Peningkatan kebiasaan baik dan inovatif di sekolah. <br />8. Peningkatan peran warga sekolah dalam melaksanakan konsep MPMBS. <br />9. Peningkatan pengelolaan hubungan kelembagaan baik intern sekolah maupun dengan ekstern sekolah (stakeholders). <br /> PROSES PENGELOLAAN PROGRAM <br />1. Keberadaan program kerja sekolah yang jelas, terencana, kerjasama dengan pihak lain, dan terukur serta layak dilaksanakan. <br />2. Keterlibatan warga sekolah, masyarakat dalam pelaksanaan program kerja. <br />3. Kualitas dan Kuantitas Program Kerja. <br />4. Strategi Pelaksanan Program dan kesesuaiannya dengan sasaran. <br />5. Penggunaan analisa SWOT dalam pelaksanaan program kerja sekolah. <br /> PROSES BELAJAR MENGAJAR <br />1. Inovasi, penggunaan media, evaluasi, dan sebagainya dalam kegiatan guru dalam mengajar. <br />2. Pengelolaan kelas dilakuakn dengan memperhatikan gender, perbedaan kemampuan siswa, dll. <br />3. Program pembimbingan siswa, pelaksanaan, dan keberlanjutannya, di samping memperhatikan jenis dan latar belakang siswa. <br />4. Pengayaan materi pengajaran yang dilakukan sekolah. <br />5. Referensi mendukung pelajaran. <br /> PROSES EVALUASI <br />1. Pengembangan bentuk bentuk evaluasi yang dilakukan sekolah. <br />2. Pelaksanaan evaluasi di sekolah, baik ditinjau dari durasi waktu, model, maupun lainnya. <br /> PROSES KERJASMA DAN PARTISIPASI <br />1. Keberadaan jaringan kerjasama dan partisipasi masyarakat yang ada di sekolah. <br />2. Pelaksanaan atau implementasi kerjasama atau partisipasi dari stakeholders. <br />3. Isi kerjasama dan partisipasi. <br /> AKUNTABILITAS <br />1. Pertanggungjawaban program oleh sekolah kepada warga sekolah dan masyarakat. <br />2. Pertanggungjawaban keuangan sekolah kepada warga seklah dan masyarakat. <br />3. Mekanisme pertanggungjawaban program sekolah dan keuangan sekolah. <br />4. Kepuasan warga sekolah/masyarakat/BP3 terhadap pertanggungjawaban sekolah. <br /> KEMANDIRIAN <br />1. Penggalian sumber-sumber dana dari dalam sekolah dan di luar sekolah. <br />2. Pemanfaatan sumber daya sekolah dalam upaya menambah pendapatan sekolah. <br />3. Pengadaan income generating unit-unit produksi dan sejenisnya. <br /> PROSES KETERBUKAAN <br />1. Keberadaan dan operasionalisasi wadah informasi di sekolah. <br />2. Tingkat kepuasan warga sekolah dan masyarakat terhadap berbagai program dan pertanggungjawaban sekolah. <br /> PROSES KEBERLANJUTAN (SUSTAINIBILITAS) <br />1. Perumusan sasaran lanjutan program dari sebelumnya oleh sekolah. <br />2. Perumusan program lanjutan dari sebelumnya oleh sekolah. <br />3. Strategi yang dipergunakan untuk merumuskan pelaksanaan program lanjutan. <br />4. Pentahapan pelaksanaan yang direncanakan. <br />5. Pengembangan dukungan pencapaian sasaran. <br /> PENGELOLAAN KEUANGAN <br />1. Perincian penggunaan/pembiayaan untuk program sekolah. <br />2. Proporsi penggunaan biaya untuk program sekolah. <br />3. Dasar-dasar pembiayaan yang secara yuridis dipakai oleh sekolah. <br />4. Jenis sasaran yang dibiayai baik yang bersifat akademik maupun non akademik. <br />5. Ratio pemasukan dan pengeluaran dana. <br />6. Perangkat administrasi yang diperlukan. <br />7. Personil penanggung jawab terhadap penggunaan biaya/dana. <br /> PRESTASI AKADEMIK <br />1. Hasil belajar nasional dan Nilai Rapor lulusan. <br />2. Hasil-hasli Karya Ilmiah Remaja para siswa. <br /> PRESTASI NON AKADEMIK <br />1. Prestasi Olah Raga warga sekolah/sekolah. <br />2. Prestasi Kesenian warga sekolah/sekolah. <br />3. Prestasi Keterampilan warga sekolah/sekolah. <br />4. Kreativitas warga sekolah/sekolah. <br />5. Motivasi belajar siswa. <br />6. Gemar membaca para siswa. <br />7. Perkembangan Unit Kegiatan Siswa. <br />8. Kebersihan, Keindahan, dan Keamanan Sekolah. <br />9. Tatakrama sekolah oleh warga sekolah. <br />10 Kedisiplinan warga sekolah. <br /> DAMPAK SECARA AKADEMIK <br />1. Melanjutkan pendidikan bagi lulusan. <br />2. Pengalaman dalam bidang keahlian alumni. <br /> DAMPAK SECARA NON AKADEMIK <br />1. Memasuki dunia kerja bagi lulusan. <br />2. Imbalan/gaji yang diperoleh oleh lulusan di dunia kerja. <br />3. Karier yang diraih lulusan. <br />4. Status sosial dan ekonomi dalam masyarakat bagi lulusan. <br /> <br /><br /><br /> Selanjutnya skor-skor yang masih rendah diidentifikasi bersama kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait apa penyebab-penyebabnya dan bagaimana upaya-upaya konkrit untuk memecahkan masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.<br /><br /> H. Rangkuman<br /> 1. ME merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan baik di tingkat <br /> mikro.<br /> 2. Komponen MPMBS yang di-ME adalah konteks, input, proses, output, dan outcome.<br />3. Ada dua jenis ME: internal dan eksternal.<br />4. Rancangan ME meliputi 8 hal.<br /> 5. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ME adalah data yang akurat <br /> dan terbaru dan dianalisis dengan metode analisis yang cocok.<br /> 6. Penyusunan Laporan Hasil ME terdiri atas 3 bab yaitu pendahuluan, hasil <br /> ME, kesimpulan dan saran.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-78417347702651271452010-02-27T08:36:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.468+07:00BAB IV PELAKSANAANA. Rasional dan Tujuan<br /> Tidak ada satu pelaksanaan MPMBS yang seragam untuk semua sekolah. Pelaksanaan MPMBS bukanlah proses sekali jadi bagus hasilnya, tetapi merupakan proses yang berlangsung kontinyu dan melibatkan stakeholders secara aktif yang bertanggung jawab dalam penyelenggaran pendidikan di sekolah. Proses menuju MPMBS memerlukan minimal perubahan empat hal pokok: <br />(1) perubahan peraturan perundang-undangan pendidikan sekarang ini perlu disesuaikan dari menempatkan sekolah sebagai subordinasi birokrasi dan marjinal menjadi sekolah yang otonom dan sebagai unit utama; <br />(2) perilaku unsur-unsur sekolah yang tergantung atasan, pasif, reaktif, parsial, individualitik, disintegratif, menyimpang, egoisme, kaku, dan amatiran menjadi perilaku yang mandiri, kreatif, proaktif, sinerjis, koordinatif, integratif, sinkronistis, kooperatif, luwes, dan profesional; <br />(3) perubahan peran sekolah yang selama ini biasa diatur menjadi sekolah yang bermotivasi diri tinggi; dan <br />(4) struktur organisasi pendidikan saat ini perlu ditata kembali dan dianalisis sifat hubungannya (komando, koordinatif, dan fasilitatif).<br /> Tahapan pelaksanaan MPMBS berikut ini bersifat umum dan luwes. Tahapan MPMBS dibuat dengan tujuan untuk: <br />(1) membantu sekolah agar MPMBS dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien; <br />(2) membantu sekolah dalam menyusun rencana dan program-programnya untuk mendapatkan dukungan dana dari sponsor kompeten, dan <br />(3) melakukan ujicoba pelaksanaan konsep MPMBS.<br /><br /> B. Tahap-tahap Pelaksanaan<br />1. Mensosialisasikan konsep MPMBS <br /> MenYosialisasikan konsep MPMBS ke seluruh stakeholder yang terkait melalui pelatihan, workshop, semiloka, diskusi, forum ilmiah, dan media massa. Dalam sosialisasi tersebut, dijelaskan apa, mengapa, dan bagaimana konsep MPMBS diselenggarakan. Kepala sekolah membaca dan membentuk budaya MPMBS di sekolahnya masing-masing. Caranya sebagai berikut. (1) baca dan fahami sistem budaya, sumberdaya yang ada secara cermat dan refleksikan kecocokannya dengan sistem, budaya baru yang dapat mendukung MPMBS; (2) identifikasi sistem, budaya, dan sumberdaya yang perlu diperkuat dan diubah, kenalkan sistem, budaya baru yang diperlukan untuk menyelenggarakan MPMBS; (3) buatlah komitmen rinci yang diketahui semua unsur yang bertanggungjawab, jika terjadi perubahan sistem, budaya, dan sumberdaya cukup mendasar; (4) bekerjalah dengan semua unsur sekolah untuk mengklarifikasi visi, misi, tujuan, sasaran, rencana, dan program-program MPMBS, (5) hadapilah status quo terhadap perubahan, jangan menghindar dan menarik diri serta jelaskan perlunya perubahan; (6) garisbawahi prioritas sistem, budaya, dan sumberdaya yang belum ada sekarang untuk mendukung visi, misi, tujuan, sasaran, rencana, dan program-program MPMBS; dan (7) pantaulah dan arahkan proses perubahan agar sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, rencana, dan program-program MPMBS (Depdiknas,2002).<br /><br />2. Identifikasi Tantangan Nyata<br /> Tantangan sekolah adalah selisih hasil sekolah dengan target sekolah. Contoh: siswa yang lulus UAN = 270. Target = 300. Tantangan sekolah = 30 siswa atau 10 persen. Cara untuk mengidentifikasi output yang diharapkan dengan cara prakiraan dengan asumsi-asumsinya untuk menemukan kecenderungan-kecenderungannya. Tantangan sekolah umumnya bersumber dari empat kategori yaitu: mutu, produktivitas, efektivitas, dan efisiensi. Produktivitas adalah perbandingan output dengan input. Efektivitas ialah tingkat pencapaian tujuan atau hasil nyata dibagi target. Efisiensi ialah proses penghematan. Efisiensi internal ialah hubungan output dengan sumberdaya yang digunakan. Efisiensi eksternal ialah hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan setelah lulus.<br /><br /><br />3. Merumuskan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Sekolah<br />a. Visi<br /> Visi ialah mimpi yang dapat diwujudkan. Visi adalah pandangan jauh ke depan kemana sekolah akan dibawa. Gambaran harus didasarkan pada landasan yuridis khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. <br /> Contoh visi sekolah: Unggul dalam prestasi berdasarkan imtaq.<br /> Indikator visi: <br /> (1) unggul dalam NEM<br /> (2) unggul dalam persaingan ke pendidikan di atasnya<br /> (3) unggul dalam lomba karya ilmiah remaja<br /> (4) unggul dalam lomba kreativitas<br /> (5) unggul dalam lomba kesenian<br /> (6) unggul dalam lomba olahraga<br /> (7) unggul dalam disiplin<br /> (8) unggul dalam aktivitas keagamaan, dan<br /> (9) unggul dalam kepedulian sosial.<br /> Untuk mengevaluasi kecukupan pengungkapan atas visi sekolah yang baik dapat digunakan daftar simak sebagai berikut:<br />Tabel 5<br />Evaluasi Visi Sekolah<br /><br />No Uraian Ya Tidak<br />1. Apakah visi cukup jelas? <br />2. Apakah visi mudah dihafal? <br />3. Apakah visi menarik? <br />4. Apakah visi menantang diwujudkan? <br />5. Apakah visi memberi ilham? <br />6. Apakah visi memberikan motivasi kepada stakeholder? <br />7. Apakah visi dilakukan secara partisipatif dengan stakeholder? <br />8. Apakah visi mempertimbangkan stakeholder sekolah? <br />9. Apakah visi mempertimbangkan nilai-nilai yang dianut sebagian besar warga sekolah? <br />10. Apakah visi terkait dengan visi Dinas Pendidikan setempat? <br /><br /> b. Misi<br /> Misi adalah tindakan mewujudkan visi. Dalam merumuskan miss, harus dipertimbangkan tugas pokok sekolah dan kepentingan stakeholders. Contoh misi:<br /> (1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif<br /> (2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh <br /> warga sekolah.<br /> (3) Mendorong dan membantu siswa mengenali potensi dirinya.<br /> (4) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan <br /> juga budaya bangsa.<br /> (5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh <br /> stakeholder. <br />Untuk mengecek kecukupan pengungkapan misi sekolah yang baik dapat dapat digunakan daftar simak berikut ini.<br />Tabel 6<br />Evaluasi Misi Sekolah<br />No Uraian Ya Tidak<br />1. Apakah misi sudah menggambarkan cara untuk mencapai visi ? <br />2. Apakah misi sesuai tugas pokok dan fungsi sekolah? <br />3. Apakah misi sesuai dengan visi sekolah? <br />4. Apakah misi terkait dengan Dinas Pendidikan setempat? <br />5. Apakah misi terkait dengan Sisdiknas yang dijalankan sekolah? <br />6. Apakah misi sederhana? <br />7. Apakah misi jelas? <br />8. Apakah misi tidak bermakna ganda ? <br />9. Apakah misi mudah diingat oleh stakeholder? <br />10. Apakah misi cukup dapat menjelaskan mengapa organisasi sekolah ini ada? <br /> <br /> c. Tujuan<br /> Tujuan ialah sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan sekolah. Jika misi berjangka waktu lebih dari 5 tahun, maka tujuan berjangka waktu 3-5 tahun. Contoh, sebuah sekolah telah menetapkan 9 indikator visi, tetapi tujuannya sampai 2005 baru mencakup 5 indikator visi sehingga tujuannya menjadi sebagai berikut.<br />(1) Tahun 2008 nilai peningkatan prestasi meningkat 0,1<br />(2) Tahun 2008 proporsi lulusan melanjutkan ke sekolah unggul minimal 30%<br />(3) Tahun 2008 memiliki kelompok KIR dan mampu menjadi finalis LKIR <br /> nasional<br />(4) Tahun 2008 memiliki tim olah raga mampu menjadi finalis tingkat <br /> propinsi minimal 2 cabang olah raga.<br />(5) Tahun 2008 memiliki tim kesenian yang mampu tampil di tingkat propinsi <br /> minimal 5 kali tampil.<br /> Untuk mengevaluasi kelengkapan pengungkapan atas tujuan sekolah yang baik dapat digunakan daftar simak sebagai berikut:<br />Tabel 7<br />Evaluasi Tujuan Sekolah<br />No Uraian Ya Tidak<br />1. Apakah tujuan merupakan penjabaran misi? <br />2. Apakah tujuan jelas? <br />3. Apakah tujuan mempertimbangkan faktor internal sekolah? <br />4. Apakah tujuan mempertimbangkan faktor eksternal sekolah? <br />5. Aoakah tujuan terkait dengan pelaksanan misi sekolah? <br />6. Apakah tujuan telah mempertimbangkan nilai-nilai yang dianut sekolah? <br />7. Apakah tujuan telah mempertimbangkan faktor-faktor kritis yang mempengaruhi keberhasilan sekolah? <br />8. Apakah tujuan sekolah tidak bertentangan dengan visi Dinas Pendidikan setempat? <br /><br /> d. Sasaran (Tujuan Situasional)<br /> Sasaran ialah penjabaran tujuan. Sasaran harus mengandung peningkatan baik mutu, produktivitas, efektivitas, maupun efisiensi. Sasaran berjangka waktu satu tahun. Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif, sasaran harus SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realistic, and Time bounding). Walaupun sasaran merupakan penjabaran tujuan, namun dalam penentuan sasaran yang mana dan berapa besarnya harus tetap memperhatikan tantangan nyata yang dihadapi sekolah.<br /> Berdasarkan tantangan nyata yang dihadapi sekolah, dirumuskanlah sasaran sekolah. Meskipun sasaran sekolah dirumuskan dari tantangan nyata sekolah, namun perumusan sasaran harus mengacu pada visi, misi, dan tujuan sekolah karena visi, misi, dan tujuan sekolah merupakan sumber pebngertian dalam merumuskan sasaran sekolah. Karena itu, sebelum merumuskan sasaran, harus lebih dahulu merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah.<br /> Sasaran sebaiknya dibuat satu tahun ajaran. Dengan demikian, sasaran untuk satu tahun merupakan tahapan untuk mencapai tujuan jangka menengah misalnya 3 tahun. Saat menetapkan sasaran, prioritas harus dipertimbangkan sungguh-sungguh. Jika tujuan telah dicanangkan 5 aspek, apakah kelimanya digarap tahun pertama atau sebagian saja. Hal ini tregantung kondisi sekolah. Sebagai contoh, sebuah sekolah memutuskan ingin menggarap kelima aspek yang tercantum dalam tujuan, meski baru dalam tahap awal. Saaasaran sekolah untuk tahun ajaran 2005/2006 adalah sebagai berikut:<br />(1) Tercapainya perolehan nilai prestasi siswa meningkat 0,1<br />(2) Terwujudnya lulusan yang melanjutkan ke sekolah unggul minimal 30%<br />(3) Terwujudnya kelompok KIR yang menjadi finalis LKIR nasional<br /> (4) Terwujudnya satu tim olah raga yang menjadi finalis tingkat <br /> propinsi.<br />(5) Terwujudnya tim kesenian yang mampu tampil di tingkat propinsi <br /> minimal 2 kali tampil.<br /><br /> Untuk mengevaluasi kelengkapan pengungkapan atas sasaran sekolah <br /> yang baik dapat digunakan daftar simak sebagai berikut:.<br />Tabel 8<br />Evaluasi Sasaran Sekolah<br />No Uraian Ya Tidak<br />1. Apakah sasaran sudah menjabarkan tujuan? <br />2. Apakah sasaran sudah spesifik (khusus)? <br />3. Apakah sasaran dapat diukur kuantitasnya? <br />4. Apakah sasaran bermanfaat bagi sekolah ? <br />5. Apakah sasaran dapat diwujudkan? <br />6. Apakah sasaran sudah jelas kapan dimuali dan kapan selesainya? <br />7. Apakah sasaran sekolah telah dapat dirumuskan secara jelas? <br />8. Apakah sasaran sekolah telah terstruktur dengan baik? <br />9. Apakah rumusan sasaran sekolah menggambarkan hasil? <br />10. Apakah sasaran sekolah yang ditetapkan merupakan penjabaran dari tujuan yang mempunyai kaitan yang erat dengan tujuan? <br />11. Apakah sasaran sekolah yang ditetapkan tidak mengandung tujuan antara? <br />12. Apakah sasaran sekolah yang ditetapkan dapat dirinci pencapaiannya setiap tahun? <br /><br />4. Mengidentifikasi Fungsi-fungsi yang Diperlukan untuk Mencapai Sasaran<br /><br />Setelah sasaran ditetapkan maka langkah berikutnya adalah mengidentifikasi fungsi-fungsi yang digunakan untuk mencapai sasaran yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya antara lain fungsi manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program sekolah. <br /><br />5. Melakukan Analisis SWOT <br /><br /> Analisis SWOT dilakukan untuk mengenali tingkat kesiapan sekolah untuk mencapai sasaran sekolah. Kekuatan adalah faktor dari dalam sekolah yang mendorong pencapaian sasaran. Peluang adalah faktor dari luar sekolah yang mendorong pencapaian sasaran. Kelemahan adalah faktor dari dalam sekolah yang menghambat pencapaian sasaran. Ancaman adalah faktor dari luar sekolah yang menghambat pencapaian sasaran. Analisis SWOT menggunakan tabel berikut ini.<br />Tabel 9<br />Analisis SWOT/Tingkat Kesiapan Fungsi dan Faktor-Faktornya<br /><br />Fungsi dan Faktornya Kriteria Kesiapan Kondisi Nyata Tingkat Kesiapan Faktor<br /> Siap Tidak Siap<br />A, Fungsi ……..<br />1. Faktor Internal <br /><br /><br /><br /><br />2. Faktor Eksternal <br /><br />a….<br />b….<br />c….<br /><br />a. ……<br />b. ……<br />c. ……. <br /><br />a. ….<br />b. ….<br />c. ….<br />d. <br />a. <br />b. …..<br />c. …….<br /> <br /><br />Kekuatan<br />(Strength)<br /><br /><br />Peluang <br />(Opportunity) <br /><br />Kelemahan<br />(Weaknesses)<br /><br /><br />Ancaman<br />(Threat)<br />B, Fungsi ……..<br />1. Faktor Internal <br /><br /><br /><br /><br />2. Faktor Eksternal <br /><br />a….<br />b….<br />c….<br /><br />a. ……<br />b. ……<br />c. ……. <br /><br />e. ….<br />f. ….<br />g. ….<br />h. <br />b. <br />b. …..<br />c. …….<br /> <br /><br />Kekuatan<br />(Strength)<br /><br /><br />Peluang <br />(Opportun-ity) <br /><br />Kelemahan<br />(Weaknesses)<br /><br /><br />Ancaman<br />(Threat)<br />Dan seterusnya <br />(Depdiknas,2004)<br /><br /> Contoh Analisis SWOT:<br />(1) Tantangan<br />NEM rata-rata SMA 3 Kabupaten A tahun ini adalah 40, dan NEM rata-rata yang diharapkan tahun depan adalah 42. Jadi besarnya tantangan adalah 42 – 40 = 2.<br />(2) Sasaran<br />“Meningkatkan NEM rata-rata dari 40 pada tahun ini menjadi 42 tahun depan.”<br />(3) Fungsi-fungsi yang perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran. <br /> <br /> Adapun fungsi-fungsi yang perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya adalah: fungsi proses belajar menagajar dan fungsi-fungsi pendukungnya, yaitu: fungsi ketenagaan, fungsi kurikulum, fungsi fasilitas, fungsi keuangan, dan fungsi kesiswaan.<br /> Fungsi-fungsi yang perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran yang telah diidentifikasikan pada butir (3) di atas, semuanya perlu diteliti, diketahui tingkat kesiapannya melalui analisis SWOT. Contoh berikutnya hanya mengambil dua fungsi saja yaitu fungsi proses belajar mengajar dan fungsi kurikulum.<br />Tabel 10<br />Cara Pengisian Tabel Analisis SWOT<br />Fungsi dan Faktornya Kriteria Kesiapan Kondisi Nyata Tingkat Kesiapan Faktor<br /> Siap Tidak Siap<br />A. Fungsi Manajemen Sekolah<br />1. Faktor Internal<br />a. Perencanaan <br />b. Pelaksanaan<br />c. Pengawasan<br />2. Faktor Eksternal<br />a. Lingkungan fisik<br />b. Lingkungan sosial<br />c. Dukungan orang tua<br />d. Dukungan Pemerintah<br />Dukungan pengusaha <br /><br /><br /> Mantap<br />Tepat<br /> Ketat <br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />Catatan: Pengisian sedapat mungkin kuantitatif (Depdiknas,2002)<br /><br />Analisis SWOT berguna untuk merevisi sasaran yang mungkin terlalu ambisius atau terlalu rendah agar menjadi sasaran yang wajar dan menantang untuk dicapai.<br /><br />6. Alternatif Langkah Pemecahan Masalah<br /> Dari hasil analisis SWOT dapat dilakukan tindakan yang diperlukan untuk merubah fungsi yang tidak siap menjadi siap. Tindakan ini disebut langkah-langkah pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan tindakan mengatasi kelemahan menjadi kekuatan, dan ancaman menjadi peluang.<br /><br />7. Menyusun Rencana dan Program Sekolah <br /> Rencana peningkatan mutu meliputi jangka pendek, menengah, dan panjang serta program-program untuk merealisasikan rencana tersebut. Karena sekolah selalu terbatas sumberdayanya, maka perlu ditetapkan skala prioritas. Rencana harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang: siapa yang melakukan, apa yang dilakukan, bilamana dilakukan, di mana dilakukan, bagaimana melakukan dan bagaimana biayanya. Hal ini untuk memudahkan pelaksanaan dan dukungan moral maupun finansial dari <br /> stakeholders. Hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seklah dalam menyusun rencana adalah keterbukaan kepada stakeholders khususnya orang-tua/Dewan Sekolah. BP3 saat ini perlu dimekarkan menjadi Komite Sekolah yang terdiri atas: (1) orang-tua siswa, (2) wakil siswa, (3) wakil sekolah, (4) wakil organisasi profesi, (5) wakil pemerintah, (6) wakil publik, dan (7) wakil alumni. <br /> Jika rencana merupakan deskripsi hasil yang diharapkan dan dapat digunakan untuk keperluan penyelenggaraan kegiatan sekolah, maka program adalah alokasi sumberdaya sekolah ke dalam kegiatan menurut jadwal waktu dan tatalaksana yang sinkron. Dengan kata lain, program adalah bentuk dokumen yang menggambarkan langkah mewujudkan sinkronisasi dalam ketatalaksanaan (Diknas,2002).<br /> Alur berpikir pembuatan rencana dan program sekolah seperti Gambar 1..<br />8. Melaksanakan Rencana Peningkatan Mutu <br /> Sekolah hendaknya: (1) proaktif melaksanakan rencana yang sudah disetujui stakeholders; (2) mendayagunakan sumberdaya pendidikan semaksimal mungkin, (3) menggunakan pengalaman-pengalaman yang efektif, teori-teori yang cocok untuk meningkatkan mutu; (4) bebas mengambil inisiatif dan kreatif dalam menjalankan program-program karena itu harus bebas dari keterikatan birokratis yang biasanya menghambat penyelenggaraan pendidikan; (5) menerapkan konsep belajar tuntas (mastery learning). Artinya siswa harus menguasai materi pelajaran secara utuh dan bertahap sebelum melanjutkan pembelajaran ke topik-topik lain. Untuk menghindari berbagai penyimpangan kepala sekolah harus melakukan supervisi dan monitoring kegiatan-kegiatan peningkatan mutu. Kepala sekolah sebagai manajer dan leader berhak mengarahkan, mendukung, dan menegur jika akan terjadi dan terjadi penyimpangan. Tetapi, arahan, dukungan, dan teguran tersebut jangan sampai membuat warga sekolah menjadi amat terkekang sehingga sasaran tidak tercapai (Depdiknas,2002).<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gambar . Alur Pikir Pembuatan Rencana dan Program Sekolah <br /><br />9. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan <br /> Evaluasi pelaksanaan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program. Sekolah perlu melakukan evaluasi pelaksanaan program baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Evaluasi jangka pendek dilakukan setiap akhir catur wulan. Jangka menengah setiap akhir tahun. Jangka panjang setiap akhir lima tahun. Dalam melakukan evaluasi kepala sekolah harus melibatkan stakeholders. Sebelum melakukan evaluasi perlu disepakati sejak awal indikator-indikator keberhasilan setiap program. Hasil evaluasi perlu dibuat laporannya yang terdiri laporan teknis dan keuangan Jika sedkolah melakukan upaya-upaya penambahan pendapatan, maka pendapatan tambahan itu harus dilaporkan sebagai bentuk pertangungjawaban (akuntabilitas) yang dikirimkan kepada atasan dan dewan sekolah. <br />10. Sasaran Baru<br /> Hasil evaluasi pelaksanaan dapat dipakai untuk alat perbaikan kinerja program yang akan datang. Hasil evaluasi merupakan umpan balik atau masukan bagi sekolah dan orang tua siswa untuk merumuskan sasaran program baru untuk tahun yang akan datang. Bila dianggap berhasil maka sasaran dapat ditingkatkan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang tersedia. Jika gagal maka sasaran dapat saja tetap seperti sedia kala, namun dilakukan perbaikan strategi dan mekanisme pelaksanaan kegiatan. Setelah sasaran baru ditetapkan, selanjutnya dilaksanakan analisis SWOT untuk mengetahui tingkat kesiapan masing-masing fungsi manajemen dalam sekolah sehingga dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam rangka penyusunan rencana dan program baru.<br />C. Tugas dan Fungsi Sekolah <br /> 1) Menyusun rencana dan program pelaksanaan MPMBS dengan <br /> melibatkan stakeholders. <br /> 2) Mengkoordinasikan dan menyerasikan segala sumberdaya di sekolah <br /> dan di luar sekolah untuk mencapai sasaran MPMBS.<br /> 3) Melaksanakan program MPMBS secara efektif dan efisien dengan <br /> menerapkan prinsip Total Quality Management (TQM) dan <br /> pendekatan sistem.<br /> 4) Melaksanakan pengawasan dan pembimbingan pelaksanaan MPMBS <br /> sehingga kejituan implementasi dapat dijamin untuk mencapai <br /> sasaran MPMBS..<br /> 5) Pada setiap akhir tahun ajaran melakukan evaluasi pencapaian <br /> sasaran MPMBS yang telah ditetapkan. Hasilnya untuk menentukan <br /> sasaran baru MPMBS tahun berikutnya.<br /> 6) Menyusun laporan pelaksanaan MPMBS beserta hasilnya secara lengkap <br /> dan benar untuk disampaikan kepada Dinas Pendidikan <br /> kabupaten/kota, komite sekolah dan yayasan (bagi sekolah swasta.<br /> 7) Mempertanggugjawabkan hasil pelaksanaan MPMBS kepada stakeholder (Depdiknas,2002).<br />D. Contoh Supervisi Pembinaan Pelaksanaan MPMBS<br /> Contoh pembinaan pelaksanaan MPMBS dapat menggunakan tabel berikut <br />Tabel 11<br /> Instrumen Observasi Pelaksanaan MPMBS<br /> Nama Pengawas : Sugiharto<br /> Nama Sekolah : ......... <br /> <br />No. Pelaksanaan MPMBS Pelaksanaan Masalah <br />Pemecahan <br /> Baik Belum Baik <br />1 2 3 4 5 <br />1. Sosialisasi <br />2. Identifikasi Tantangan Sekolah <br />3. a. Membuat visi <br /> b. Membuat misi <br /> c. Membuat tujuan <br /> d. Membuat sasaran <br />4. Identifikasi Fungsi-fungsi yang Diperlukan <br />5. Analisis SWOT <br />6. Alternatif Pemecahan Masalah <br />7. Rencana dan Program Sekolah <br />8. Implementasi Rencana dan Program Seklah <br />9. Evaluasi Pelaksanaan <br />10. Sasaran baru <br /><br />E. Rangkuman<br /> 1. Proses menuju MPMBS memerlukan minimal perubahan 4 hal pokok.<br /> 2. Tahap-tahap pelaksanaan MPMBS ada 10.<br /> 3. Tugas dan fungsi sekolah dalam pelaksanaan MPMBS ada 7.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-53362861280966876852010-02-27T08:35:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.483+07:00BAB III KONSEPSI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAHA. Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Masa Depan<br /><br /> Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa pola lama manajemen pendidikan yang sentralistik ternyata tidak berdaya meningkatkan mutu pendidikan .nasional. Sejalan dengan telah diberlakukan otonomi daerah sejak 1 Januari 2001 ini maka sekolah-sekolah melakukan penyesuaian diri dari pola lama manajemen menuju pola baru manajemen bernuansa otonomi yang lebih demokratis. Perubahan dari pola lama manajemen pendidikan menuju pola baru manajemen pendidikan seperti tabel berikut ini. <br />Tabel 2<br />Dimensi-Dimensi Perubahan Pola Manajemen Pendidikan<br />Paradigma Lama Ke Paradigma Baru<br />Sistem pemerintahan sentralistik-birokratik <br />Desentralistik dan otonomi daerah<br />Pengambilan keputusan, kebijakan, perencanaan, program, kegiatan; terpusat <br />Pengambilan keputusan, kebijakan, perencanaan, program, kegiatan; partisipatif<br />Penyusunan program kegiatan berdasarkan selera pejabat <br />Berdasarkan prioritas kepentingan rakyat secara partisipatif <br />Laporan keuangan berbasis mempertahankan kekuasaan <br />Berbasis kinerja<br />Tindakan kaku (otoriter) <br />Luwes, demokratis<br />Atasan) minta dilayani <br />Atasan melayani rakyat (bawahan)<br />Banyak korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) <br />Bersih dari KKN<br />Status qua (statis) <br />Berubah menjadi lebih baik (dinamis)<br />Menggunakan manajemen marah dan otoriter Menggunakan manajemen ramah dan egaliter, demokratis<br />Bawahan takut berpendapat, dan bertindak <br />Bawahan berani berpendapat dan bertindak kadang-kadang kebablasan<br />Atasan kebal saran , tersinggung <br />Meminta saran dan berterima kasih<br />Perbedaan pendapat dianggap menentang , musuh, harus sama. <br />Dianggap berkah dan diambil hikmahnya <br />Overregulasi <br />Deregulasi<br />Pemerintah ikut melaksanakan <br />Fasilitator dan regulator<br />Program dan keuangan tertutup <br />Terbuka<br />Penempatan orang berdasarkan kepangkatan (birokratik) <br />Penempatan orang berdasarkan kompetensi (profesional)<br />Mengontrol <br />Mempengaruhi<br />Mengarahkan <br />Memfasilitasi<br />Menghindari resiko <br />Mengelola resiko<br />Gunakan uang semuanya <br />Gunakan uang seefisien mungkin<br />Individual cerdas <br />Teamwork cerdas<br />Informasi terpribadi,dsimpan <br />Informasi terbagi, dijelaskan<br />Pendelegasian <br />Pemberdayaan<br />Organisasi hirarkis<br /> Organisasi datar<br />Pendidikan lingkungan kurang diperhatikan <br />Pendidikan lingkungan diperhatikan dan masuk dalam UU Sisdiknas<br />Memperdayakan perempuan<br />(tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, jangan menjadi pemimpin atau pejabat) <br />Memberdayakan perempuan<br />(perlu sekolah setinggi-tingginya, boleh menjadi pemimpin atau pejabat agar sederajat dengan pria)<br />Anggaran pendidikan rata-rata di bawah 5% APBN dan APBD Minimal 20% APBN, minimal 20% APBD mulai 2009 nanti.<br /><br />B. Konsep Dasar MPMBS<br /> Secara konseptual, MPMBS difahami sebagai salah satu alternatif pilihan formal untuk mengelola struktur penyelenggaraan pendidikan yang terdesentralisasi dengan menempatkan sekolah sebagai unit utama peningkatan. Konsep ini memberikan redistribusi kewenangan para pembuat kebijakan sebagai unsur paling mendasar untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan. Di pihak lain, MPMBS merupakan cara untuk meningkatkan motivasi kepala sekolah agar lebih bertanggung jawab terhadap mutu peserta didik. Untuk itu, sudah selayaknya kepala sekolah mengembangkan program-program kependidikan secara menyeluruh dalam melayani segala kebutuhan peserta didik di sekolah. Seluruh warga sekolah seyogyanya menyambut hal ini dengan merumuskan program sekolah yang lebih prioritas dan operasional sebab merekalah yang paling mengetahui akan kebutuhan peserta didiknya dan yang terbaik bagi peserta didiknya. Inilah filosofis MPMBS paling mendasar.<br /> MPMBS dapat didefinisikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibelitas lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong sekolah untuk meningkatkan partisipasi stakeholder untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dan untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan nasional (Depdiknas, 2002). Oleh sebab itu, esensi MPMBS = otonomi sekolah + fleksibilitas + partisipasi untuk mencapai sasaran mutu pendidikan (Depdiknas,2002). . <br /><br /> C. Karakteristik MPMBS<br /> MPMBS memiliki karakteristik yang harus dipahami oleh sekolah yang menerapkan. Jika sekolah ingin sukses, maka sekolah harus memiliki karakteristik MPMBS yang diharapkan. Berbicara karakteristik MPMBS tidak terlepas dari karakteristik sekolah yang efektif. Jika MPMBS merupakan wadahnya, maka karakteristik MPMBS merupakan isinya. Dengan memandang karakteristik MPMBS sebagai sistem, uraian karakteristik MPMBS didasarkan atas input, proses, dan output.<br /><br />1. Output yang Diharapkan<br /> Output pendidikan adalah kinerja (prestasi) sekolah. Kinerja sekolah dihasilkan dari proses.pendidikan. Output pendidikan dinyatakan tinggi jika prestasi sekolah tinggi dalam hal: <br />(1) prestasi akademik siswa berupa nilai ulangan umum, Nilai Ujian Akhir Nasional (NUAN), Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), lomba karya ilmiah remaja, lomba Bahasa Inggris, Lomba Fisika, Lomba Matematika; <br />(2) prestasi nonakademik siswa seperti imtaq, kejujuran, kerjasama, rasa kasih sayang, keingintahuan, solidaritas, toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi olahraga, kesopanan, olahraga, kesenian, kepramukaan, keterampilan, harga diri, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh tahapan kegiatan yang saling mempengaruhi (proses) yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan; dan <br />(3) prestasi lainnya seperti kinerja sekolah dan guru meningkat, kepuasan, kepemimpinan kepala sekolah handal, jumlah peserta didik yang berminat masuk ke sekolah meningkat, jumlah putus sekolah menurun, guru dan tenaga tata usaha yang pindah dan berhenti berkurang, peserta didik dan guru serta tenaga tata usaha yang tidak hadir berkurang, hubungan sekolah-masyarakat meningkat, dan kepuasan stakeholder meningkat. <br /><br />2. Proses Pendidikan<br /> Proses ialah berubahnya sesuatu (input) menjadi sesuatu yang lain (output). Di tingkat sekolah, proses meliputi pelaksanaan administrasi dalam arti proses (fungsi) dan administrasi dalam arti sempit.<br /> Sekolah yang efektif memiliki:<br /> a. PBM yang efektivitasnya tinggi; <br /> b. kepemimpinan sekolah yang kuat; <br /> c. lingkungan sekolah yang aman dan tertib; <br /> d. penggelolaan tenaga pendidik dan kependidikan yang efektif; <br /> e. memiliki budaya mutu; <br /> f. memiliki teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis; <br /> g. memiliki kewenangan (kemandirian); <br /> h. partisipasi stakeholder tinggi; <br /> i. memiliki keterbukaan manajemen; <br /> j. memiliki kemauan dan kemampuan untuk berubah (psikologis dan fisik); <br /> k. melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan; <br /> l. responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan; <br /> m. komunikasi yang baik; <br /> n. memiliki akuntabilitas; dan <br /> o.sekolah memiliki sustainabilitas (Depdiknas,2002).<br /> Uraiannya adalah sebagai berikut.<br />a. PBM yang Efektivitasnya Tinggi<br /> PBM yang efektivitasnya tinggi antara lain ditunjukkan oleh suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan (pakem) dan bermakna bagi semua pihak baik peserta didik maupun pendidik dan tenaga kependidikan. Semua pihak merasa betah di sekolah karena pelajarannya menarik, lingkungan kelas nyaman dan aman, peserta didik aktif dan guru hanya sebagai fasilitator, pelajaran tidak mengutamakan hafalan tetapi menginspirasi peserta didik untuk berpikir kreatif-inovatif. Guru yang baik (good teacher) baru mampu mendongeng, guru yang lebih baik (better teacher) baru mampu menerangkan, guru terbaik (best teacher) baru mampu mendemonstrasikan, guru termasyhur (excellent teacher) mengispirasikan peserta didiknya. Tujuan belajar mampu membuat peserta didik: belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk bertindak atau bekerja (learning to do), belajar untuk mampu hidup bersama secara tenteram dan damai (learnig to live together), dan belajar untuk menjadi diri sendiri (memiliki identitas diri dan mandiri) (learning to be). <br /> PBM yang efektifnya tinggi adalah PBM yang mampu menghasilkan lulusan atau droup-out yang dapat menciptakan lapangan kerja bukan mencari lapangan kerja sehingga lulusan terdidik yang menjadi penganggur terdidik dapat dikurangi jika mungkin dicegah. Karena mereka memiliki kompetensi yang diharapkan dunia kerja. Untuk maksud itu, pelajaran yang diberikan hendaknya berbasis kompetensi dengan menerapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). <br /> PBM yang efektifnya tinggi mampu menjadikan belajar sebagai ibadah baik dalam arti sebenarnya maupun arti singkatan. IBADAH singkatan dari mendapatkan Ilmu, Bais (memilah dan memilih yang bermanfaat dengan hati nurani), Amal (harus diterapkan), Diskusi (untuk mendapatkan masukan perbaikan), Aset (bekal atau modal hidup di dunia), dan Harapan (bahagia di dunia dan akhirat. <br /> PBM yang efektifnya tinggi juga tercermin dari perubahan perilaku peserta didik seperti tabel berikut ini.<br />Tabel 3<br />Perubahan Perilaku Pesera Didik yang Diharapkan<br />Dari bodoh menjadi pandai Berpikir cerdas Cipta Head<br /> Logos Ilmu Pengenalan Kognitf<br />Dari nakal menjadi baik, dari malas menjadi rajin Bekerja dengan hati ikhlas Rasa Heart Ethos Iman Penghayatan Afektif<br />Dari tidak terampil menjadi terampil dalam bekerja Bekerja keras Karsa Hand Pathos Amal Pengamalan Psikomo-<br />tor<br /><br /><br />b. Kepemimpinan Sekolah yang Kuat<br /> Kepemimpinan yang kuat dalam arti harfiah ialah kepemimpinan kepala sekolah yang tangguh. Sedangkan dalam arti singkatan KUAT yaitu kepemimpinan yang Kridibel (dapat dipercaya karena kejujuran dan komitmennya terhadap diri sendiri dan lembaga sekolah), Usaha keras untuk mewujudkan visi dan misinya. Akseptabel dan akuntabel (diterima bawahannya dan dapat mempertanggungjawabkan kepemimpinannya), Terampil secara konseptual (memiliki ipteks), sosial (mampu bergaul dan miliki jaringan kerja yang luas atau networking), dan teknikal (agar lebih berwibawa dan tidak mudah dikelabui bawahannya). <br /> Kepemimpinan yang kuat juga berarti kepemimpinan yang mampu menyejahterakan bukan menyengsarakan bawahannya, mampu memberdayakan bukan memperdayakan bawahannya, pandai merasakan bukan merasa pandai (selalu menggurui) bawahannya. Kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang memiliki vision (visi) yang jelas baik dalam arti sebenarnya maupun dalam arti singkatan. VISION dalam arti singkatan adalah setiap pemimpin harus memiliki Vision (visi), Inspiration (memberi ilham), Strategy orientation (orientasi jangka panjang), Organizational sophisticated (memahami dan berorganisasi dengan canggih), dan Nurturing (memelihara keseimbangan, keharmonisan antara tujuan sekolah dengan tujuan individu warga sekolah atau peka terhadap tujuan individu bawahannya) (Gutrie & Reed,1991).<br /> Kepemimpinan yang kuat seperti yang diungkapkan di atas adalah kepemimpinan yang mampu memberdayakan stafnya. Baik dalam arti sesungguhnya maupun dalam arti singkatan. Kepemimpinan yang memiliki STAF adalah kepemimpinan yang Sidiq (jujur, dapat dipercaya). Tabliq (mengajak pada kebaikan menjauhi kejahatan. Amanah (titipan Allah dan harus dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat). Fathonah (memiliki kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual).<br /> Kepemimpinan yang kuat juga bermakna kepemimpinan yang menjadi bintang (star) di organisasinya baik dalam arti kiasan maupun singkatan. Menjadi bintang dalam arti kiasan ialah kepemimpinannya mampu mengarahkan bawahannya dengan jelas ke mana sekolah hendak dibawa atau dituju. STAR dalam arti singkatan adalah Share goal (tujuan bersama yang jelas dan ingin dicapai), Teamwok (tim kerja yang solid), Autonomy (otonomi berpikir dan otonomi dalam mengambil keputusan), Reward (memberi hadiah bagi yang berprestasi dan memberi sanksi bagi yang tidak berprestasi) (Alberct,1983). <br /> Kepemimpinan yang kuat juga berarti kepemimpinan yang mampu memimpin (lead) baik dalam arti sesbenarnya maupun dalam arti singkatan.<br />LEAD dalam arti singkatan adalah Listen to your team and client (Jadilah pendengar yang baik bagi tim dan pelanggan), Encourage motivate (membangkitkan motivasi). Deliver (menyampaikan untuk berbuat yang terbaik) (Verma,1996). Membangkitkan motivate baik dalam arti sesungguhnya maupun singkatan. MOTIVATE adalah singkatan dari Manifest confidence when delegating (mengungkapkan kepercayaan ketika mendelegasikan wewenang), Open communication (komunikasi terbuka), Tolerance of failure (toleran terhadap kesalahan karena pengalaman adalah guru yang terbaik), Involve participate (terikat dalam keikutsertaan), Value what gets rewarded (mengetahui nilai ganjaran apa yang akan didapat), Align objective (tujuan yang akan dicapai jelas batasannya), Trust your team (kejujuran dalam tim), dan Empower (pemberdayaan sesuai dengan tugas pokok dan kewenangan masing-masing). (Verma,1996).<br /> Kepemimpinan yang kuat adalah baik ada boss (atasan) maupun tidak ada boss di tempat, semua pekerjaan selesai dengan baik. Kepemimpinan sekolah kejuruan yang kuat harus memiliki keahlian teknik baik dalam arti sebenarnya maupun singkatan. TEKNIK singkatan dari Terampil secara konseptual, sosial, teknikal, spiritual, dan finansial.. Etos kerja yang tinggi. Keberanian mengambil resiko dengan penuh perhitungan. Negosiasi saling menguntungkan. Intuisi bisnis.Kewiraswastaan. Akhirnya, kepemimpinan kepala sekolah yang tangguh adalah kepemimpinan yang mampu menerapkan manajemen pendidikan baik sebagai proses atau fungsi maupun manajemen pendidikan sebagai tugas (manajemen sekolah).<br /> Kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpin yang efektif. Kepemimpinan yang efektif menurut Curtis & manning (2003) adalah kepemimpinan yang mampu: (1) menggunakan fakta, (2) menciptakan visi, (3) memotivasi orang, dan (4) memberdayakan orang.<br />(1) Menggunakan fakta:<br />(a) Mencari fakta melalui berbagai sumber <br />(b) Menggunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi sekolah <br />(c) Memahami motivasi staf <br />(d) Menganalisis bagaimana agar staf bekerja efektif dalam kelompoknya <br />(e) Mengetahui kemampuan dan motivasi saya <br /> (2) Menciptakan visi<br />(a) Memahami nilai-nilai <br />(b) Melibatkan staf dalam membuat visi <br />(c) Menjelaskan gambaran masa depan sekolah <br />(d) Mengembangkan strategi untuk kesuksesan kerja tim <br />(e) Mengatur dan membuat action plan <br /> (3) Memotivasi orang<br />(a) Mendorong staf untuk memncapai tujuan <br />(b) Mengkomunikasikan standar mutu dan kinerja yang harus dicapai <br />(c) Menunjukkan prhatian kepada staf <br />(d) Menumbuhkan rasa percaya diri staf <br />(e) Mengajak staf mencapai tujuan kelompok sesuai dengan target <br />(4) Memberdayakan orang . <br />(a) Menghargai staf yang berprestasi <br />(b) Mengembangkan kemampuan staf misalnya mengirim ikut pelatihan <br />(c) Memungkinkan staf berperasaan dan bertindak seperti pemimpin <br />(d) Merangsang staf berpikir kreatif dalam memacahkan masalah <br />(e) Membangun semangat meneyelesaikan tugas dengan baik <br /> dengan melibatkan staf.<br />c. Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib<br /> Lingkungan sekolah yang aman dan tertib adalah lingkungan yang dapat memberikan susana PBM yang efektivitasnya tinggi seperti yang disebutkan di atas. Oleh sebab itu, peranan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat sangat diperlukan. Sekolah yang mana adalah sekolah yang mampu memberikan rasa aman bagi warga sekolah. Untuk menciptakan rasa aman tersebut, maka konstruksinya harus kuat, sesuai standar yang berlaku; bentuknya indah, sirkulasi udara dan cahaya aman terhadap kesehatan, ukuran perabot dan perletakannya aman terhadap kesehatan. Sekolah memiliki alat pemadam kebakaran, penjaga sekolah, pagar keliling, jauh dari tempat maksiat dan tempat-tempat yang dapat menimbulkan rasa tidak aman. Sekolah yang tertib adalah sekolah yang menerapkan peraturan tanpa pandang bulu, mampu menciptakan disiplin warga sekolah dengan baik.<br />d. Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang Efektif<br /> Tenaga pendidik dan kependidikan harus dikelolola secara efektif. Artinya mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan pengadaannya, penempatan secara profesional dan proporsional (pada orang dan tempat yang tepat atau the right man in the right place), pengembangan (diklat, studi lanjut, job description, job enlargement, job enrichment, job rotation), penilaian kinerja, penggajian, sampai pensiun merupakan garapan penting kepala sekolah. Sebagai tenaga pendidik ia harus dikelola sebagai guru baik dalam arti sebenarnya maupun dalam arti singkatan. <br /> Guru merupakan singkatan Gagasan, Usaha, Rasa, dan Uang. Setiap guru harus mempunyai gagasan (ipteks) yang cemerlang sehingga mampu mengembangkan tujuan pengajaran, materi pelajaran, motede dan media mengajar, penilaian belajar dengan baik. Gagasan itu tidak hanya dalam tataran teori atau khayalan tetapi harus diwujudkan melalui doa dan usaha keras. Guru juga harus memiliki rasa asah, asuh, dan asih agar kehadirannya diharapkan peserta didik, kepergiannya dikenang dan ditangisi peserta didik. Kemudian yang terakhir tetapi tidak kalah pentingnya adalah guru harus punya uang (sejahtera lahir batin). Sulit dibayangkan guru mengajar di depan kelas sementara pikirannya sedang bingung untuk mencari uang guna keperluan dirinya dan keluarganya. Sangat ironis, guru kerja keras mengajar anak orang lain, sementara anaknya sendiri tidak dapat sekolah karena ketiadaan biaya. Sungguh sangat ironis ada guru yang menjadi tukang ojek sementara penumpangnya adalah siswanya atau orang-tua siswanya sendiri. Pertanyaannya, di mana kewibawaan guru tersebut?. Waktu guru bukan habis untuk menyiapkan pelajaran tetapi habis mencari uang ke sana ke mari. Terlebih-lebih di jaman materialistis sekarang ini, seseorang dinilai, dihormati, disegani, ditakuti karena kekayaannya. Tantangan sekaligus peluang yang dihadapi sekolah ialah bagaimana memberdayakan sekaligus menyejahterakan tenaga pendidik dan kependidikan dalam manajemen berbasis sekolah? <br />e. Memiliki Budaya Mutu<br /> Budaya mutu ialah semua pikiran, perasaan, dan tindakan diarahkan untuk meningkatkan mutu. Salah satu ciri manusia Indonesia menurut Koentjaraningkat (1992) ialah meremehkan mutu. Hal ini terjadi karena kemiskinan dan kebodohan bangsa kita akibat penjajah. Penjajah sengaja membuat miskin dan bodoh bangsa kita agar mudah dijajah, mudah dikendalikan, dan mudah diperintah. Orang kaya biasanya susah diperintah dan mau bekerja kalau bayarannya sesuai. Sebaliknya, orang miskin mudah diperintah dan mau bekerja dengan bayaran terserah yang memerintah. Orang bodoh juga biasanya lebih mudah diperintah dibandingkan orang pandai. Orang pandai biasanya memprotes jika perintah tidak masuk akal, boros, dan tidak efektif. Orang pandai sulit diperintah karena rasa keakuannya (egois) tinggi. Orang miskin dan bodoh cenderung sesuatu yang banyak, murah sekaligus kurang bermutu, makanpun ingin banyak dan murah dengan konsekuensi kurang bergizi. Karena baru sampai di sinilah kemampuannya. Hal ini terbawa-bawa ke dunia pendidikan dengan sistem target lulusan sebanyak-banyaknya. Dengan sistem target kuantitas sebanyak-banyaknya, maka mutu agak diremehkan. Sulit bagi dunia pendidikan mengahsilkan lulusan sebanyak-banyaknya dengan mutu setinggi-tingginya. Biasanya hukum alam berlaku, yang bermutu itu sedikit. <br /> Target lulusan di sekolah-sekolah dan dinas-dinas pendidikan telah diseragamkan dengan target-target benda mati yang tidak berpikiran dan berperasaan misalnya disamakan dengan target panen padi sekian ton di Dinas Pertanian, target kopi, karet, kelapa sawit di Dinas Perkebunan, target penangkapan ikan di Dinas Perikanan dan Kelauatan, dan sebagainya.<br /> Dalam menerapkan MPMBS budaya mutu harus dimiliki. Peningkatan mutu dapat diupayakan dengan berbagai teknik manajemen seperti: Total Quality Management (TQM), Total Quality Control (TQC), Quality Cyrcle Control (QCC), Malcorn Baldrige Quality Award, Deming Prize, International Standard Organization (ISO) 9000 dan sebagainya. Penyebabnya rendahnya mutu pendidikan disebabkan mutu input, dan prosesnya yang rendah. <br />f. Memiliki teamwork yang Kompak, Cerdas, dan Dinamis<br /> Sekolah harus memiliki teamwork yang kompak (solid), cerdas, dan dinamis baik dalam arti sebenarnya maupun singkatan. TEAMWORK dalam arti singkatan adalah Together (bersama-sama, gotong royong), Empathy (saling merasakan), Assist (saling menolong), Maturity (saling dewasa), Willingness (saling memberi dan mengerti), Organization (saling tertata dengan baik), Respect (saling menghormati), dan Kindness (saling berbuat kebaikan(Jalal & Supriadi, 2001). Yang perlu ditanamkan dalam setiap anggota teamwork adalah kebersamaan, filsafat sapu lidi, bercerai kita runtuh bersatu kita teguh. Keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan bukanlah hasil kerja kepala sekolah atau guru atau peserta didik sendiri-sendiri tetapi berkat kerjasama seluruh warga sekolah karena sekolah sebagai sistem yang terdiri atas input, proses, dan output harus bersinerji dalam mencapai tujuannya.<br />Ciri-ciri kelompok yang efektif menurut Curtis & Manning (2003) adalah: (1) memiliki misi yang jelas, (2) suasana informal, (3) banyak diskusi, (4) menjadi pendengar yang baik, (5) kepercayaan dan keterbukaan, (6) menerima perbedaan untuk diambil hikmahnya, (7) kritis terhadap isu-isu, (8) sepakat dan taat terhadap norma-norma, (9) memiliki kepemimpinan yang efektif, (10) penilaian objektif, (11) berbagi nilai dan perilaku, dan (12) memiliki komitemen yang kuat. <br />g. Memiliki Kewenangan (Kemandirian)<br /> Sekolah harus memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan terbaik bagi sekolahnya karena sekolahlah yang paling tahu yang terbaik bagi dirinya. Agar sekolah memiliki kemandirian maka sekolah harus memiliki sumberdaya yang memadai. Sekolah yang mandiri adalah sekolah yang mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, mampu berdiri sendiri, mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, mampu memerintah dan mengatur diri sendiri, berpandangan terbuka, adil, dan netral. <br />h. Partisipasi Stakeholder Tinggi<br /> Sekolah harus memiliki partispasi stakeholder yang tinggi karena partisipasi stakeholder yang tinggi dalam penyelenggaraan sekolah akan mampu menciptakan keterbukaan, kerjasama yang kuat, akuntabilitas, dan demokrasi pendidikan. Keterbukaan adalah dalam hal program dan keuangan. Kerjasama ialah adanya sikap dan perbuatan lahiriyah kebersamaan/kolektif untuk meningkatkan mutu sekolah. Kerjasama sekolah yang baik ditunjukkan oleh hubungan antar stakeholder yang erat, dan adanya kesadaran bersama bahwa output sekolah merupakan hasil kelektif kerja tim yang kuat dan cerdas (Depdiknas,2002). Demokrasi pendidikan adalah kebebasan yang terlembaga melalui musyawarah dan mufakat dengan menghargai perbedaan, hak aasasi manusia serta kewajibannya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan (Depdiknas,2002). Partisipasi stakeholder dapat pula dilakukan dalam mendisain PBM yang disebut dengan model IMPACT (Intructional Management, Parent, Cummunity, and Teachers).<br />i. Memiliki Keterbukaan Manajemen<br /> Keterbukaan manajemen terutama dalam hal penggunaan dan laporan keuangan sekolah. Adanya keterbukaan dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa saling curiga antara pengelola keuangan dengan stakeholder. Sekolah yang dicurigai akan ditinggalkan stakeholder-nya. Akhirnya, sekolah tersebut akan tutup atau bubar.<br />j. Memiliki Kemauan dan Kemampuan untuk Berubah <br /> Berubah di sini adalah ada peningkatan dari tidak baik menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik lagi atau berubah menuju kepada kesempurnaan. Kemapanan atau status quo adalah musuh sekolah karena itu sekolah yang tidak berubah akan ketinggalan jaman dan ditinggalkan stakeholder-nya. Akhirnya sekolah tersebut akan tutup.<br />k. Melakukan Evaluasi dan Perbaikan secara Berkelanjutan<br /><br /> Sekolah harus melakukan evaluasi untuk meningkatkan proses PBM dan hasil belajar (output sekolah). Sekolah juga harus melakukan perbaikan secara berkelanjutan (terus-menerus) yang disebut Kaizen. Jika perlu tiada hari tanpa perbaikan. Perbaikan dimulai dari diri sendiri, dari yang mudah-mudah, dan dari yang kecil-kecil. Bila sekolah tidak melakukan evaluasi dan perbaikan terus-menerus, maka lama-kelamaan sekolah itu akan merosot mutunya dan ditinggalkan stakeholder-nya. Akhirnya sekolah tersebut akan tutup.<br />l. Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan<br /> Sekolah harus tanggap (responsif) terhadap kebutuhan stakeholder. Bila sekolah tidak tanggap akan kebutuhan stakeholder, maka lama-kelamaan sekolah itu akan ditinggalkan stakeholder. Akhirnya sekolah tersebut akan tutup. Sekolah juga harus antisipatif terhadap kebutuhan stakeholder. Untuk mengetahui kebutuhan stakeholder, sekolah harus melakukan jemput bola menanyakan apa sebenarnya dibutuhkan mereka. Bila sekolah tidak antisipatif akan kebutuhan stakeholder, maka lama-kelamaan sekolah itu akan ditinggalkan stakeholder-nya. Akhirnya sekolah tersebut akan tutup.<br />m. Komunikasi yang Baik<br /> Komunikasi yang baik ialah kemampuan menyampaikan pendapat baik secara tertulis, lisan, maupun bahasa isyarat. Di samping itu, mampu pula menerima pesan atau pertanyaan baik secara tertulis, lisan, maupun bahasa isyarat. Banyak kegagalan sekolah terjadi karena kegagalan warganya berkomunikasi dengan baik. Sekolah yang tidak komunikatif akan ditinggalkan stakeholder-nya dan akhirnya sekolah itu akan tutup.<br />n. Memiliki Akuntabilitas<br /> Sekolah harus memiliki akuntabilitas berupa laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan program dan keuangannya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Sekolah (LAKIS). LAKIS ini disampaikan kepada stakeholder atau komite sekolah dalam suatu rapat sekolah. Selanjutnya, komite sekolah diberi kesempatan secukupnya untuk mempelajari LAKIS tersebut untuk diterima atau ditolak. Bila LAKIS ditolak, Kepala Sekolah harus merevisinya atau diadakan tindakan hukum. Sekolah yang tidak akuntabel akan ditinggalkan stakeholder-nya dan akhirnya sekolah tersebut tutup. <br />o. Sekolah Memiliki Sustainabilitas<br /> Sekolah harus memiliki sustainabilitas atau keberlangsungan hidupnya agar tetap hidup (buka). Kebanyakan sekolah tutup karena tidak sanggup mempertahankan sustainabilitasnya. Sekolah yang tidak sustainabilitas karena ketiadaan sumberdaya yang memadai untuk hidup terus. Contohnya: sekolah akan tutup kalau proyek yang membiayainya habis. Sekolah yang tidak sustainabilitas lama-kelamaan akan ditinggalkan stakeholder-nya. Akhirnya sekolah tersebut akan tutup.<br /> 3. Input Pendidikan<br /> Input adalah sesuatu yang harus tersedia untuk berlangsungnya proses. Input juga disebut sesuatu yang berpengaruh terhadap proses. Input merupakan prasyarat proses. Input terbagi empat yaitu input SDM, input sumberdaya, input manajemen, dan input harapan.<br /> Input SDM meliputi: kepala sekolah, guru, pengawas, staf TU, dan siswa. Input sumberdaya lainnya meliputi: peralatan, perlengkapan, uang, dan bahan). Input perangkat (manajemen) meliputi: struktur organisasi, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, kurikulum, rencana, dan program. Input harapan meliputi: visi, misi, strategi, tujuan, dan sasaran sekolah.<br /> Input pendidikan meliputi: (1) memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas; (2) sumberdaya tersedia dan siap, (3) staf yang kompeten dan berdekasi tinggi; (4) memiliki harapan prestasi yang tinggi, (5) fokus pada pelanggan (khususnya siswa), dan (6) manajemen (Depdiknas, 2002).<br /> Tinggi rendahnya mutu input tergantung kesiapan input. Makin tinggi kesiapan input, makin tinggi pula mutu input. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses berjalan dengan baik. Proses bermutu tinggi bila pengkoordinasian, penyerasian input harmonis sehingga mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, mampu mendorong motivasi belajar, dan benar-benar memberdayakan siswa. Memberdayakaan siswa mengandung makna siswa menguasai ipteks yang diajarkan, menghayati, mengamalkan, dan mampu belajar cara belajar (mampu mengembangkan dirinya). Output bermutu tinggi bila sekolah menghasilkan prestasi akademik dan nonakademik siswa, dan prestasi lainnya seperti yang telah diungkapkan di atas.<br /><br />D. Fungsi-fungsi yang Didesentralisasikan ke <br /> Sekolah<br /> Fungsi-fungsi yang didesentralisasikan oleh pemerintah pusat ke sekolah-sekolah antara lain adalah sebagai berikut. <br />(1) Pengelolaaan PBM.<br />(2) Perencanaan dan evaluasi.<br />(3) Pengelolaan kurikulum.<br />(4) Pengelolaan ketenagaan.<br />(5) Pengelolaan fasilitas (peralatan dan perlengkapan).<br />(6) Pengelolaan keuangan.<br />(7) Pengelolaan siswa.<br />(8) Hubungan sekolah-masyarakat.<br />(9) Pengelolaan iklim sekolah (Depdiknas,2002).<br />Agar desentralisasi pendidikan di sekolah berjalan lebih efektif dan efisien maka sekolah harus memenuhi tiga syarat minimal, yaitu: (a) diserahkannya tugas, wewewnang dan tanggung jawab untuk mengambil keputusan di sekoloah, yang berakibat juga diserahkannya tanggung jawab atas segala risiko terhadap keputusan itu, termasuk dalam mengurus seluruh manajemen perubahan, manajemen risiko dan pengelolaan sumber daya potensial dan real yang ada di dalamnya, (b) didukung dengan sistem teknologi informasi berikut pembiayaannya, dan (c) didukung dengan kemampuan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab (BSNP, 2006).<br /><br />E. Syarat Manajemen Efektif<br /> Pengawas sekolah bertugas membina pengelolaan (manajemen) sekolah secara efektif dan efisien. Minimal terdapat tiga syarat manajemen efektif yaitu:<br />(1) keputusan secara proporsional didelegasikan dan diserahkan tingkat sekolah, <br />(2) didukung oleh input sekolah yang sesuai dengan tuntutan mutu sekolah, dan <br />(3) didukung oleh kemampuan profesional tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah yang mumpuni melaksanakan tugas pokok dan fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya (BSNP, 2006). <br /><br />F. Prinsip Penatakelolaan yang Baik dan Benar<br /> Dalam melakukan pembinaan atau pembimbingan pengelolaan, pengawas sekolah hendaknya menguasai dan mampu menerapkan 12 prinsip penatakelolaan yang baik dan benar yaitu:<br />(1) akuntabilitas (adanya rasa tanggung jawab);<br />(2) keterbukaan (transparan);<br />(3) membuka peran semua pihak (partisipasi);<br />(4) kesedarajatan/kesetaraan (equality);<br />(5) kepekaan/kesegeraan merespons (responsiveness) terhadap semua <br /> tuntutan perkembangan yang wajib dan rasional;<br />(6) penataan hukum (rule of law);<br />(7) efisiensi dan keefektivan dalam melakukan setiap pekerjaan;<br />(8) visi strategik/memandang jauh ke depan dalam hal-hal yang paling <br /> strategik dan menentukan;<br />(9) profesionalisme dalam menyandang semua pekerjaan ;<br />(10) enterpreneurship dalam setiap melakukan pekerjaan secara kreatif, <br /> berani memikul resiko, siap menghadapi perubahan dan memandang <br /> jauh ke depan;<br />(11) budaya organisasi terdiri dari prinsip menjunjung tinggi nilai-nilai organisasi sekolah dan seluruh aparatur penyelenggaranya sebagai wadah pengembangan nilai kebersamaan, kordinasi, dan keterpaduan kerja ;dan<br />(12) kepedulian pada visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program sekolah yang sudah menjadi keputusan bersama (BSNP,2006).<br /><br />G. Kemampuan Dasar Pengawas Sekolah<br /><br />Kemampuan dasar yang harus dimiliki pengawas sekolah dalam membina kepala sekolah minimal ada tujuh yaitu:<br />(1) penyusunan rencana pengembangan sekolah (termasuk menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, indikator keberhasilan, arah dan strategi, kebijakan internal, dan program kerjanya);<br />(2) pengelolaan sistem kode etik dan tata laku semua subjek pendidikan meliputi pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa/peserta didik;<br />(3) pengambilan keputusan kolegial, demokratik, partisipatif, dan kolektif; <br />(4) pengembangan kurikulum dan silabus secara dinamik, berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan pencapaian peningkatan mutu pendidikan;<br />(5) pelaksanaan program pendidikan berorientasi kepada peningkatan mutu pendidikan di mana sangat diperhatikan unsur masukan, proses, dan hasil/output pendidikan;<br />(6) pendelegasian dan pendistribusian tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara proporsional dan konsisten; dan<br />(7) pengelolaan seluruh sumber daya pendidikan termasuk dana) (BSNP, 2006)<br /><br /><br />H. Ringkasan<br />1. Terdapat 27 perubahan paradigma manajemen lama menuju paradigma manajemen baru. <br /> 2. Esensi MPMBS = otonomi sekolah + fleksibilitas + partisipasi untuk mencapai sasaran mutu pendidikan.<br /> 3. Karakteristik MPMBS didasarkan atas output, proses, dan input.<br /> 4. Output pendidikan adalah kinerja (prestasi) sekolah. Kinerja sekolah dihasilkan dari proses.pendidikan. Output pendidikan dinyatakan tinggi jika prestasi sekolah tinggi dalam hal prestasi akademik, nonakademik, dan lainnya.<br /> 5. Proses ialah berubahnya sesuatu (input) menjadi sesuatu yang lain (output). <br /> 6. Sekolah yang efektif memiliki 15 indikator.<br /> 7. Input adalah sesuatu yang harus tersedia untuk berlangsungnya proses. Input juga disebut sesuatu yang berpengaruh terhadap proses. Input merupakan prasyarat proses. Input terbagi empat yaitu input SDM, input sumberdaya, input manajemen, dan input harapan.<br />8. Fungsi-fungsi yang didesentralisasikan oleh pemerintah pusat ke sekolah-sekolah ada 9 fungsi.<br />9. Ada tiga syarat agar disentralisasi pendidikan di sekolah efektif dan efisien.<br />10. Minimal terdapat tiga syarat manajemen efektif.<br />11. Dalam melakukan pembinaan atau pembimbingan pengelolaan, pengawas sekolah hendaknya menguasai dan mampu menerapkan 12 prinsip penatakelolaan yang baik dan benar.<br />12. Kemampuan dasar yang harus dimiliki pengawas sekolah dalam membina kepala sekolah minimal ada 7.<br />13. Bidang yang menjadi ruang lingkup pembinaan MPMBS adalah tugas-tugas yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan MPMBS ada 7.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-64030748258412647142010-02-27T08:34:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.500+07:00BAB II LANDASAN KONSEPTUAL MPMBSA. Pengertian MPMBS<br /> Depdiknas (2002) merumuskan MPMBS sebagai model manajemen pendidikan yang otonomi lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas (keluwesan) kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung stakeholder untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. <br /> Otonomi (swa) ialah kewenangan dan kemandirian dalam mengatur diri sendiri secara merdeka (tidak tergantung pihak lain). Dengan otonomi yang lebih besar, sekolah akan mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri. Melalui kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-program sekolah sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki. yang ada. Kemandirian harus didukung antara lain oleh kemampuan: merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, kepemimpinan transformasional, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, berkomunikasi, berkoordinasi secara sinerji, dan melakukan perubahan organisasi organisasi (jujur, adil, demokratis, transparan, adaptif, antisipatif, memberdayakan sumberdaya yang ada, dan memenuhi kebutuhan sendiri). Kemandirian dalam program dan pendanaan adalah indikator utama kemandirian sekolah. Kemandirian sekolah yang terus menerus akan menjamin keberlangsung dan pengembangan sekolah (sustainabilitas). Sekolah yang mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tingkat kemandirian tinggi dan tingkat ketergantungan rendah; bersifat adaptif, antisipatif, proaktif sekaligus memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif, gigih, berani mengambil resiko, dan sebagainya; bertanggung jawab terhadap kinerja sekolah; memiliki kontrol yang kuat terhadap input manajemen dan sumberdayanya; memiliki kontrol kontrol yang kuat terhadap kondisi kerja; komitmen yang tinggi pada dirinya; dan prestasi merupakan acuan bagi penilaiannya (Depdiknas,2002). <br />Contoh tentang hal-hal yang dapat memandirikan/memberdayakan stakeholder adalah: pemberian kewenangan, pemberian tanggung jawab, pekerjaan yang bermakna, pemecahan masalah sekolah secara kerja tim, variasi tugas dan hasil kerja yang terukur, kemampuan untuk mengukur kinerja sendiri, tantangan dan kepercayaan serta pujian didengar, menghargai ide-ide, mengetahui bahwa dia adalah bagian penting dari sekolah, kontrol yang luwes, dukungan, komunikasi yang efektif, umpan balik bagus, sumberdaya yang dibutuhkan ada, dan warga sekolah diberlakukan sebagai manusia ciptaan-Nya yang memiliki martabat tinggi (Depdiknas,2002). <br /> Fleksibelitas ialah keluwesan-keluwesan yang diberikan kepada sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. Dengan fleksibelitas, sekolah lebih lincah dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal, tidak lagi harus menunggu petunjuk dari atasan dalam mengelola dan memberdayakan sumberdaya sekolah yang ada. Akibatnya, sekolah akan lebih responsif dan lebih cepat dalam merespons kekuatan-kekuatan, kelemahan-kelemahan, peluang-peluang, dan ancamana-ancaman yang dihadapi. Meskipun sekolah sudah memiliki keluwesan-keluwesan, ia harus tetap dalam koridor kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br /> Partisipasi ialah keterlibatan langsung dan aktif stakeholders dalam manajemen pendidikan baik dalam arti luas maupun dalam arti sempit dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. Hal ini dilandasi keyakinan bila stakeholder berpartisipasi, maka mereka akan merasa dihargai. Manusia pada hakekatnya ingin memenuhi kebutuhannya dengan penghargaan (esteem need) (Maslow,1954). Jika manusia dihargai, maka dia akan merasa dilibatkan. Jadi, penghargaan dan partisipasi merupakan hubungan sebab akibat (timbal balik). Jika manusia dilibatkan, maka ia merasa bertanggung jawab dan berdedikasi (juga mempunyai hubungan timbal balik). <br />Jika manusia merasa bertanggung jawab dan berdedikasi, maka ia merasa memiliki (mempunyai hubungan timbal balik). Singkatnya, makin besar partisipasi, makin besar pula penghargaan. Makin besar penghargaan, makin besar pula tanggung jawab. Makin besar tanggung jawab, makin besar pula rasa memiliki. Dalam melakukan partisipasi harus mempertimbangkan keahlian (kompetensi), tenaga, dana, waktu stakeholder sesuai dengan relevansinya. Stakeholder harus bekerja bahu membahu secara profesional sebagai tim kerja yang sinergis dan solid.<br />Untuk membuat stakeholder yang terlibat dan merasa memiliki terhadap sekolah diperlukan suasana masyarakat yang demokratis, dan stakeholder terlibat dalam proses pengambilan keputusan<br /> MPMBS menuntut partisipasi lebih besar dari stakeholder dalam setiap kebijakan dan sepanjang proses pembuatan keputusan sekolah berlangsung, semua keputusan harus dibuat secara kolektif dan sinergis bersama stakeholder. Dalam konteks MPMBS, segala kesempatan harus ada dan dimaknai untuk meningkatkan profesionalisme para staf dan kerjasama staf dengan orang-tua yang lebih kondusif dalam melayani pendidikan peserta didik. Konsep ini menuntut para orang-tua dan guru mengerti segala kebutuhan yang terbaik untuk peserta didiknya, dan melalui satu usaha yang kooperatif, mereka dapat bahu membahu meningkatkan program-program yang tepat sesuai kebutuhan peserta didik (Duhou, 2002).<br /> Peningkatan peran kelompok yang membuat kebijakan barbasis sekolah dan proses perencanaan pembangunan adalah sebagai contoh gerakan menuju ke arah desentralisasi yang lebih besar. Dalam bentuknya yang sederhana, MPMBS mendeskripsikan satu rangkaian praktik yang di dalamnya semakin banyak melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan dalam membuat keputusan-keputusan berkaitan dengan program sekolah (Duhou, 2002). <br /> Peningkatan partisipasi stakeholder dalam penyelenggaraan sekolah akan mampu menciptakan keterbukaan, kerjasama yang kuat, akuntabilitas, dan demokrasi pendidikan. Keterbukaan adalah dalam hal program dan keuangan. Kerjasama ialah adanya sikap dan perbuatan lahiriyah kebersamaan/kolektif untuk meningkatkan mutu sekolah. Kerjasama sekolah yang baik ditunjukkan oleh hubungan antar stakeholder yang erat, dan adanya kesadaran bersama bahwa output sekolah merupakan hasil kolektif kerja tim yang kuat dan cerdas (Depdiknas,2002). Demokrasi pendidikan adalah kebebasan yang terlembaga melalui musyawarah dan mufakat dengan menghargai perbedaan, hak asasi manusia serta kewajibannya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan (Depdiknas,2002).<br /> Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi yang optimal dalam manajemen sekolah dan alokasi sumberdaya yang mempresentasikan MPMBS, sekolah perlu merumuskan akuntabillitas sekolah. Konsep-konsep sekolah selama ini harus ditata ulang, dan langkah ini menuntut keahlian dari semua pihak terutama komite dan dewan sekolah, pengawas sekolah, para pemimpin lokal, dan masyarakat umum. Keahlian dapat diberikan melalui sistem in service training secara khusus dan profesional (Duhou,2002). Akuntabilitas sekolah adalah pertanggungjawaban sekolah kepada stakeholder melalui pelaporan dan pertemuan yang dilakukan secara terbuka.<br /><br /><br />B. Alasan Diterapkannya MPMBS<br /> Alasan perlu diterapkannya MPMBS antara lain adalah untuk: <br />(1) menerapkan UU Sisdiknas Pasal 51 ayat 1 secara murni dan konsekuen;<br />(2) memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian otonomi, fleksibilitas, dan partisipasi; <br /> (3) meningkatkan mutu sekolah melalui kemandirian dan inisiatif sekolah;<br /> (4) mempercepat transformasi proses belajar mengajar secara optimal;<br />(5) meningkatkan motivasi kepala sekolah agar lebih bertanggung jawab terhadap mutu peserta didik;<br />(6) meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada stakeholders sehingga selalu berusaha seoptimal mungkin melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan;<br />(7) memberikan tanggung jawab baru bagi pelaku MPMBS;<br />(8) meningkatkan kepedulian stakeholder dalam penyelenggaraan pendidikan;<br />(9) meningkatkan usaha desentralisasi manajemen pendidikan;<br />(10) memberdayakan sumberdaya manusia lokal serta sarana dan prasarana sekolah yang ada sesuai kebutuhan peserta didik; <br />(11) memacu inissiatif dan kreativitas dalam meningkatkan mutu sekolah;<br />(12) memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah, sekolah akan lebih lincah dalam mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal untuk meningkatkan mutu sekolah;<br />(13) mengetahui SWOT (Strength, Weaknesess, Opportunities, Threats) bagi dirinya sehingga sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya;<br />(14) mengambil keputusan yang cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya;<br />(15) menggunakan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat;<br />(16) melibatkan stakeholder dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat;<br />(17) melakukan persaingan sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan stakeholder; dan<br />(18) merespons aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat. <br /><br />C. Prinsip-prinsip MPMBS<br /> Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan MPMBS adalah sebagai berikut. <br />(1) Pendidikan yang efektif melibatkan semua pihak dalam mendidik anak<br />(2) Sekolah adalah unit terpenting bagi pendidikan yang efektif. <br />(3) Segala keputusan sekolah dibuat oleh oleh pihak-pihak yang benar-benar mengerti tentang sekolah termasuk seluruh warganya.<br />(4) Guru-guru harus membantu dalam pembuatan keputusan program pendidikan dan kurikulum.<br />(5) Sekolah mandiri membuat keputusan pengalokasian dana, dan <br />(6) Perubahan akan bertahan lebih lama apabila melibatkan stakeholder (Dorseif,1996).<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Berikut adalah contoh instrumen observasi supervisi MPMBS.<br />Tabel 1<br /> Instrumen Observasi Supervisi MPMBS<br /> Nama Pengawas : Sugiharto<br /> Nama Sekolah : .........<br /> No. Aspek yang diobservasi Pelaksanaan Masalah <br />Pemecahan <br /> Baik Belum Baik <br />1 2 3 4 5 6<br />1. Menyusun rencana dan program pelaksanaan MPMBS dengan melibatkan stakeholder. <br />2. Mengoordinasikan dan menyerasikan segala sumberdaya di sekolah dan di luar sekolah untuk mencapai sasaran MPMBS <br />3. Melaksanakan program MPMBS secara efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip Total <br /> Quality Management (TQM) dan pendekatan sistem.<br /> <br />4. Melaksanakan pengawasan dan pembimbingan pelaksanaan MPMBS sehingga kejituan implementasi dapat dijamin untuk mencapai sasaran MPMBS <br />5. Pada setiap akhir tahun ajaran melakukan evaluasi pencapaian sasaran MPMBS yang telah ditetapkan. Hasilnya untuk menentukan sasaran baru MPMBS tahun berikutnya.<br /> <br />6. Menyusun laporan pelaksanaan MPMBS beserta hasilnya secara lengkap dan benar untuk disampaikan kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota, komite sekolah dan yayasan (bagi sekolah swasta). <br />7. Mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan MPMBS kepada stakeholder. <br /><br />D. Rangkuman<br /> 1. Ada tiga hal pokok yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yaitu:<br /> kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan memusatkan pada output, <br /> penyelenggaraan birokratik-senralistik, dan peran serta masyarakat sangat <br /> minim. <br />2. MPMBS ialah model manajemen pendidikan yang otonomi lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas (keluwesan) kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung stakeholder untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. <br /> 3. Tujuan umum MPMBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan <br /> sekolah. <br /> 4. Tujuan khusus MPMBS ada 10.<br /> 5. Alasan perlu diterapkannya MPMBS ada 18.<br /> 6. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan MPMBS ada 6.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-47573739876441040412010-02-27T08:28:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.511+07:00PENGELOLAAN MUTU PENDIDIKANBAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang<br /> Upaya peningkatan mutu pendidikan melalui pendekatan pemberdayaan sekolah dalam mengelola sekolahnya telah dilakukan Depdiknas sejak lama. Sebelum diberlakukannya otanomi daerah, sekolah dikenalkan program pemberdayaan sekolah melalui Pengembangan Sekolah Seutuhnya (PSS) atau School Integrated Development (SID). Namun, pada era otonomi daerah muncul program baru yang disebut Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). PSS dan MPMBS nama berbeda tetapi jiwanya sama yaitu mengedepankan pemberdayaan sekolah dalam mengelola sekolahnya. PSS idenya, sedangkan MPMBS cara melaksanakan ide tersebut. Untuk maksud tersebut dalam modul ini diuraikan apa, mengapa, untuk apa, dan bagaimana melaksanakan MPMBS dengan sebaik-baiknya.<br /> Paradigma baru era otonomi daerah versi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 jo PP Nomor 25 Tahun 2000, telah dimulai sejak 1 Januari 2001. Sejalan dengan reformasi dan demokratisasi pendidikan yang sedang bergulir, pemerintah telah bertekad bulat untuk melaksanakan desentralisasi pendidikan yang bertumpu pada pemberdayaan sekolah di semua jenjang pendidikan.<br /> Berbagai kenyataan rendahnya mutu sekolah dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah manajemen pendidikan. Dalam kenyataannya, manajemen pendidikan termasuk manajemen dalam arti sempit atau manajemen sekolah yang selama ini bersifat sentralistik yang telah menempatkan sekolah pada posisi marginal, kurang diberdayakan tetapi malah diperdayakan, kurang mandiri, pasif atau selalu menunggu instruksi dari pusat, bahkan terpasungnya inisiatif dan kreativitas pengawas dan kepala sekolah serta guru untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Untuk itu, dengan diberlakukannya otonomi daerah sejak 1 Januari 2001, Depdiknas terdorong melakukan reorientasi manajemen pendidikan dari manajemen pendidikan berbasis pusat menjadi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) (School-Based Management) atau site-based-management atau di sekolah-sekolah dikenal dengan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). <br /> Pergeseran pendekatan manajemen ini memerlukan penyesuaian baik teknis maupun nonteknis misalnya budaya. Penyesuaian teknis melalui penataran, workshop, seminar, dan diskusi, dan rapat sekolah tentang MPMBS, sedangkan penyesuaian budaya melalui penanaman pemikiran, kebiasaan, tindakan sampai terbentuknya karakter MPMBS kepada semua warga sekolah (peserta didik, tenaga pendidikan, dan tenaga kependidikan) dan masyarakat (orang-tua, tokoh masyarakat, ilmuan, pengusaha, alumni, dan pemerintah) atau selanjutnya disebut stakeholder.<br /> Konsep MPMBS ini telah berhasil di negara-negara maju, tetapi masih merupakan konsep baru bagi manajemen pendidikan di negara kita. Oleh sebab itu, penerapan MPMBS di negara kita tidak secara otomatis langsung sempurna. Untuk penyempurnaannya, praktisi pendidikan terutama pengawas sekolah bersama warga sekolah dapat merevisinya sesuai kebutuhan dan potensi sumber daya yang tersedia di sekolah masing-masing. <br /> MPMBS merupakan salah satu jawaban pemberian otonomi daerah di bidang pendidikan dan telah diundang-undangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 51 ayat 1 yang berbunyi, “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. Oleh sebab itu, MBS atau yang lebih terkenal MPMBS wajib diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh setiap warga negara Indonesia terutama mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.<br /> MPMBS hanya akan terlaksana apabila didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang memilki kemampuan, integritas, dan kemauan yang tinggi karena kalau tidak, MPMBS hanya akan menjadi eforia semata. Salah satu unsur SDM dimaksud adalah pengawas sekolah. Pengawas sekolah sebagai faktor strategis dalam keberhasilan meningkatkan mutu sekolah.<br /> Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional khususnya pendidikan dasar dan menengah pada setiap jenjang satuan pendidikan, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan dan pelatihan serta peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan/perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Tetapi berbagai indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan belum meningkat secara signifikan.Sebagian kecil sekolah menunjukkan peningkatan mutu pendidikan secara menggembirakan, namun besar lainnya masih memprihatinkan. Dari berbagai pengamatan ternyata ada tiga hal pokok yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yaitu:<br />(1) kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional hanya memusatkan <br /> pada output pendidikan, pada hal proses pendidikan sangat menentukan <br /> output pendidikan;<br />(2) penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-senralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi pusat yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat; sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, inisiatif, dan kreativitas untuk meningkatkan mutu sekolahnya;<br />(3) peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. <br /><br />B. Tujuan dan Sasaran Materi Perkuliahan<br /> Setelah perkuliahan ini, mahasiswa pasca sarjana diharapkan memiliki konsep serta menguasainya juga mengaflikasikannya dalam lapangan keilmuan bidang manejemen pendidikan. <br /><br />C. Indikator Keberhasilan<br /> Peserta diklat dapat<br /> 1. Menjelaskan pengertian MPMBS secara singkat.<br /> 2. Menyebutkan tujuan MPMBS<br /> 3. Menjelaskan perlunya MPMBS diterapkan di sekolah<br /> 4. Menyebutkan perubahan dari paradigma lama manajemen pendidikan menjadi paradigma baru manajemen pendidikan<br /> 5. Menjelaskan konsep dasar MPMBS <br /> 6. Menjelaskan karakteristik MPMBS sebagai suatu sistem<br /> 7. Menjelaskan fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah<br /> 8. Menjelaskan prinsip-prinsip MPMBS<br /> 9. Menjelaskan tahap-tahap melaksanakan MPMBS<br /> 10. Menjelaskan komponen-komponen yang dimonitor dan dievaluasi<br /> 11.Menjelaskan mengapa MPMBS perlu dimonitor dan dievaluasi <br /> <br />C. Tujuan<br /> Tujuan umum MPMBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan. <br /> Tujuan khusus MPMBS: untuk meningkatkan: <br />(1) kinerja sekolah (mutu, relevansi, pemerataan, efisiensi, efektivitas, <br /> inovasi, produktivitas sekolah) melalui kemandirian dan inisiatif sekolah, <br />(2) transformasi proses belajar mengajar secara optimal, <br />(3) meningkatkan motivasi kepala <br /> sekolah untuk lebih bertanggung jawab terhadap mutu peserta didik, <br />(4) tanggung jawab sekolah kepada stakeholders, <br />(5) tanggung jawab baru bagi pelaku MPMBS, <br />(6) kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan <br /> pendidikan, <br />(7) kompetensi sehat antar sekolah, <br />(8) efisiensi dan efektivitas sekolah, <br />(9) usaha mendesentralisasi manajemen pendidikan, dan <br />(10) pemberdayaan sarana dan prasarana sekolah yang ada sesuai kebutuhan <br /> peserta didik. <br /><br />D. Ruang Lingkup MPMBS<br /> Ruang lingkup pembinaan MPMBS yang menjadi pembinaan dan pengawasan pengawas sekolah adalah tugas-tugas yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan MPMBS yaitu:<br /> 1) menyusun rencana dan program pelaksanaan MPMBS dengan melibatkan stakeholder. <br /> 2) mengoordinasikan dan menyerasikan segala sumber daya di sekolah dan di luar sekolah untuk mencapai sasaran MPMBS.<br /> 3) melaksanakan program MPMBS secara efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip Total Quality Management (TQM) dan pendekatan sistem.<br /> 4) melaksanakan pengawasan dan pembimbingan pelaksanaan MPMBS sehingga kejituan implementasi dapat dijamin untuk mencapai sasaran MPMBS.<br /> 5) Pada setiap akhir tahun ajaran melakukan evaluasi pencapaian sasaran MPMBS yang telah ditetapkan. Hasilnya untuk menentukan sasaran baru MPMBS tahun berikutnya.<br /> 6) Menyusun laporan pelaksanaan MPMBS beserta hasilnya secara lengkap dan benar untuk disampaikan kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota, komite sekolah dan yayasan (bagi sekolah swasta).<br /> 7) Mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan MPMBS kepada stakeholder.<br /><br />E. Metode Penyampaian<br /> Diklat ini menggunakan metode:<br />1. Ceramah untuk menyampaiakan konsep dan pemahaman terhadap pengelolaan sekolah; <br />2. Tanya jawab untuk menggali pengalaman peserta tentang pengelolaan sekolah dan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta diklat tentang materi administrasi sekolah;<br />3. Pemberian tugas untuk mengukur tingkat pemahaman peserta diklat secara praktik tentang pengelolaan sekolah.<br />4. Diskusi untuk memecahkan masalah-masalah tugas yang diberikan tentang pengelolaan sekolah<br /><br />F. Waktu Perkuliahan<br /> Waktu yang digunakan untuk materi ini adalah satu semester.<br /><br /><br />G. Prosedur Pembelajaran<br /> Untuk masing-masing pemberian materi diawali dengan pre-tes (10 menit), dilanjutkan deskripsi materi (15 menit) , tanya jawab 20 menit, diskusi 45 menit, pembahasan hasil diskusi (45 menit), dan diakhiri dengan post- tes (10 menit).Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-7681556835891980212010-01-20T07:36:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.522+07:00CMS and Blog Templates<a href="http://ready-templates.finalsense.com/cms_blog.html">CMS and Blog Templates</a>Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-2500631329589592502009-10-17T11:36:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.535+07:00Menjadikan Pelajaran Matematika Lebih Bermakna Bagi SiswaPendahuluan<br /> Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dikembangkan berdasarkan pemikiran Hans Freudenthal yang berpendapat bahwa matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Berdasarkan pemikiran tersebut, PMR mempunyai ciri antara lain, bahwa dalam proses pembelajaran siswa harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali (to reinvent) matematika melalui bimbingan guru (Gravemeijer, 1994), dan bahwa penemuan kembali (reinvention) ide dan konsep matematika tersebut harus dimulai dari penjelajahan berbagai situasi dan persoalan “dunia riil” (de Lange, 1995). <br /> Dunia riil adalah segala sesuatu di luar matematika. Ia bisa berupa mata pelajaran lain selain matematika, atau bidang ilmu yang berbeda dengan matematika, ataupun kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar kita (Blum & Niss, 1989). Dunia riil diperlukan untuk mengembangkan situasi kontekstual dalam menyusun materi kurikulum. Materi kurikulum yang berisi rangkaian soal-soal kontekstual akan membantu proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Dalam PMR, proses belajar mempunyai peranan penting. Rute belajar (learning route) di mana siswa mampu menemukan sendiri konsep dan ide matematika, harus dipetakan (Gravemeijer, 1997). Sebagai konsekuensinya, guru harus mampu mengembangkan pengajaran yang interaktif dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan kontribusi terhadap proses belajar mereka. <br /> Pada saat ini, PMR mendapat perhatian dari berbagai pihak, seperti guru dan siswa, orangtua, dosen LPTK (teacher educators), dan pemerintah. Beberapa sekolah dasar di Yogyakarta, Bandung dan Surabaya telah melakukan ujicoba dan implementasi PMR dalam skala terbatas. Sebelum PMR diimplementasikan secara luas di Indonesia, perlu pemahaman yang memadai tentang teori ‘baru’ tersebut. Seringkali kegagalan dalam inovasi pendidikan bukan disebabkan karena inovasi itu jelek, tapi karena kita tidak memahaminya secara benar. Makalah ini akan menguraikan secara garis besar tentang sejarah PMR, mengapa kita perlu mengembangkan PMR di Indonesia, konsepsi tentang siswa, peran guru, konsepsi tentang pengajaran, dan ditutup dengan harapan terhadap implementasi PMR di Indonesia. <br /><br />Sejarah PMR<br /> PMR tidak dapat dipisahkan dari Institut Freudenthal. Institut ini didirikan pada tahun 1971, berada di bawah Utrecht University, Belanda. Nama institut diambil dari nama pendirinya, yaitu Profesor Hans Freudenthal (1905 – 1990), seorang penulis, pendidik, dan matematikawan berkebangsaan Jerman/Belanda.<br /> Sejak tahun 1971, Institut Freudenthal mengembangkan suatu pendekatan teoritis terhadap pembelajaran matematika yang dikenal dengan RME (Realistic Mathematics Education). RME menggabungkan pandangan tentang apa itu matematika, bagaimana siswa belajar matematika, dan bagaimana matematika harus diajarkan. Freudenthal berkeyakinan bahwa siswa tidak boleh dipandang sebagai passive receivers of ready-made mathematics (penerima pasif matematika yang sudah jadi). Menurutnya pendidikan harus mengarahkan siswa kepada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan untuk menemukan kembali matematika dengan cara mereka sendiri. Banyak soal yang dapat diangkat dari berbagai situasi (konteks), yang dirasakan bermakna sehingga menjadi sumber belajar. Konsep matematika muncul dari proses matematisasi, yaitu dimulai dari penyelesaian yang berkait dengan konteks (context-link solution), siswa secara perlahan mengembangkan <br />alat dan pemahaman matematik ke tingkat yang lebih formal. Model model yang muncul dari aktivitas matematik siswa dapat mendorong terjadinya interaksi di kelas, sehingga mengarah pada level berpikir matematik yang lebih tinggi. <br />Mengapa kita perlu mengembangkan PMR?<br />Orientasi pendidikan kita mempunyai ciri (Zamroni, 2000):<br />• cenderung memperlakukan peserta didik berstatus sebagai obyek;<br />• guru berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner;<br />• materi bersifat subject-oriented; dan<br />• manajemen bersifat sentralistis.<br /><br />Orientasi pendidikan yang demikian menyebabkan praktik pendidikan kita mengisolir diri dari kehidupan riil yang ada di luar sekolah, kurang relevan antara apa yang diajarkan dengan kebutuhan pekerjaan, terlalu terkonsentrasi pada pengembangan intelektual yang tidak berjalan dengan pengembangan individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan berkepribadian (Zamroni, 2000).<br /><br />Paradigma baru pendidikan menekankan bahwa proses pendidikan formal sistem persekolahan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zamroni, 2000):<br />1) Pendidikan lebih menekankan pada proses pembelajaran (learning) daripada mengajar (teaching);<br />2) Pendidikan diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel;<br />3) Pendidikan memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki karakteristik khusus dan mandiri; dan<br />4) Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan.<br /><br />Teori PMR sejalan dengan teori belajar yang berkembang saat ini, seperti konstruktivisme dan pembelajaran kontekstual (cotextual teaching and learning, disingkat CTL) . Namun, baik pendekatan konstruktivis maupun CTL mewakili teori belajar secara umum, PMR adalah suatu teori pembelajaran yang dikembangkan khusus untuk matematika.<br /><br />Konsep PMR sejalan dengan kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan matematika di Indonesia yang didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika dan mengembangkan daya nalar. Salah satu pertimbangan mengapa Kurikulum 1994 direvisi adalah banyaknya kritik yang mengatakan bahwa materi pelajaran matematika tidak relevan dan tidak bermakna (Kurikulum 1994 Akhirnya Disempurnakan, 1999).<br /><br />Konsepsi tentang Siswa<br />PMR mempunyai konsepsi tentang siswa sebagai berikut:<br />• Siswa memiliki seperangkat konsep laternatif tentang ide-ide matematika yang mempengaruhi belajar selanjutnya;<br />• Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri;<br />• Pembentukan pengetahuan merupakan proses perubahan yang meliputi penambahan, kreasi, modifikasi,penghalusan, penyusunan kembali, dan penolakan;<br />• Pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya sendiri berasal dari seperangkat ragam pengalaman;<br />• Setiap siswa tanpa memandang ras, budaya dan jenis kelamin mampu memahami dan mengerjakan matematik.<br /><br />Peran Guru<br />PMR mempunyai konsepsi tentang guru sebagai berikut:<br />• Guru hanya sebagai fasilitator belajar;<br />• Guru harus mampu membangun pengajaran yang interaktif;<br />• Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif menyumbang pada proses belajar dirinya, dan secara aktif membantu siswa dalam menafsirkan persoalan riil; dan<br />• Guru tidak terpancang pada materi yang termaktub dalam kurikulum, melainkan aktif mengaitkan kurikulum dengan dunia-riil, baik fisik maupun sosial.<br /><br />Konsepsi tentang Pengajaran<br />Pengajaran matematika dengan pendekatan PMR meliputi aspek-aspek berikut (De Lange, 1995):<br />• Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil” bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna;<br />• Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut;<br />• Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan;<br />• Pengajaran berlangsung secara interaktif: siswa menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya (siswa lain), setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif penyelesaian yang lain; dan melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran.<br /><br />Harapan<br />Dengan penerapan PMR di Indonesia diharapkan prestasi akademik siswa meningkat, baik dalam mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya.<br /><br />Sejalan dengan paradigma baru pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh Zamroni, (2000), pada aspek prilaku diharapkan siswa mempunyai ciri-ciri:<br />• di kelas mereka aktif dalam diskusi, mengajukan pertanyaan dan gagasan, serta aktif dalam mencari bahan-bahan pelajaran yang mendukung apa yang tengah dipelajari;<br />• mampu bekerja sama dengan membuat kelompok-kelompok belajar;<br />• bersifat demokratis, yakni berani menyampaikan gagasan, mempertahankan gagasan dan sekaligus berani pula menerima gagasan orang lain;<br />• memiliki kepercayaan diri yang tinggi.Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-81344087852953921162009-06-20T22:15:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.544+07:00vba<a title="View Exploring Vba on Scribd" href="http://www.scribd.com/doc/12745598/Exploring-Vba" style="margin: 12px auto 6px auto; font-family: Helvetica,Arial,Sans-serif; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 14px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; -x-system-font: none; display: block; text-decoration: underline;">Exploring Vba</a> <object codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=9,0,0,0" id="doc_813994561195535" name="doc_813994561195535" classid="clsid:d27cdb6e-ae6d-11cf-96b8-444553540000" align="middle" height="500" width="100%" rel="media:document" resource="http://d.scribd.com/ScribdViewer.swf?document_id=12745598&access_key=key-1ihs6g5k5g0upgpnvgif&page=1&version=1&viewMode=" xmlns:media="http://search.yahoo.com/searchmonkey/media/" xmlns:dc="http://purl.org/dc/terms/" > <param name="movie" value="http://d.scribd.com/ScribdViewer.swf?document_id=12745598&access_key=key-1ihs6g5k5g0upgpnvgif&page=1&version=1&viewMode="> <param name="quality" value="high"> <param name="play" value="true"> <param name="loop" value="true"> <param name="scale" value="showall"> <param name="wmode" value="opaque"> <param name="devicefont" value="false"> <param name="bgcolor" value="#ffffff"> <param name="menu" value="true"> <param name="allowFullScreen" value="true"> <param name="allowScriptAccess" value="always"> <param name="salign" value=""> <embed src="http://d.scribd.com/ScribdViewer.swf?document_id=12745598&access_key=key-1ihs6g5k5g0upgpnvgif&page=1&version=1&viewMode=" quality="high" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" play="true" loop="true" scale="showall" wmode="opaque" devicefont="false" bgcolor="#ffffff" name="doc_813994561195535_object" menu="true" allowfullscreen="true" allowscriptaccess="always" salign="" type="application/x-shockwave-flash" align="middle" height="500" width="100%"></embed> </object>Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-92207574030097787482009-05-09T08:04:00.000+07:002010-02-27T09:34:02.553+07:00Biasakan Minum Air hangat.Please be a true friend and send this article to all your friends you care about.<br /><br /> Serangan Jantung dan kebiasaan Minum Air Panas / hangat....<br /><br />Artikel ini berguna untuk semua.<br /><br />Bukan saja anjuran meminum air panas selepas makan, tetapi berhubungan dengan SERANGAN JANTUNG!!!!.<br />Secara logik...., mungkin ada kebenarannya. . Orang-orang China dan Jepang mengamalkan minum teh panas sewaktu makan... dan bukannya air ES. Mungkin sudah tiba masanya kita meniru kebiasaan minum air panas / hangat<br />sewaktu menikmati hidangan!!!!<br /><br />Kita tidak akan kehilangan apa-apa... malah<br />akan mendapat faedah dari kebiasaan ini.<br /><br />Kepada siapa yang suka minum air ES, artikel ini sesuai untuk anda baca.. Memang enak dan segar minum air ES selepas makan, tetapi akan berakibat fatal !!<br /><br />Walaubagaimanapun, Air ES akan membekukan makanan berminyak<br />yang baru kita makan. Ia akan melambatkan proses pencernaan kita. <br />Bila lemak-lemak ini terbentuk di dalam usus, ia akan menyempitkan banyak saluran dan lama kelamaan ia akan menyebabkan lemak berkumpul dan kita semakin gemuk dan menuju ke arah mendapat berbagai PENYAKIT.<br /><br />Jalan terbaik...adalah untuk minum sup panas atau air PANAS/hangat selepas makan.<br /><br />:Nota penting tentang SERANGAN JANTUNG!!!<br /><br />Anda perlu tahu bahwa tanda-tanda serangan jantung akan mulai terasa pada tangan sebelah kiri.<br /><br />Berhati-hati juga pada permulaan sakit sedikit-sedikit pada bagian atas dada anda.<br /><br />Anda mungkin tidak akan mengalami sakit dada pada<br />serangan pertama serangan jantung.<br /><br />Keletihan dan berkeringat dingin adalah tanda-tanda pada umumnya.. Malah 60% pengidap SAKIT JANTUNG tidak bangun selepas tidur. <br />Marilah kita berwaspada dan berhati-hati.<br /><br />Lebih banyak kita tahu, lebih cerah peluang kita untuk terus hidup...<br />PAKAR SAKIT JANTUNG berkata, jika semua orang yang mendapat e-mail ini menghantar kepada 10 orang yang lain, beliau yakin akan dapat menyelamatkan satu nyawa..<br />Baca ini.... ia juga mungkin dapat menyelamatkan nyawa anda!!!!.<br /><br />**Jadilah teman yang setia dan teruskan menghantar artikel ini kepada teman-teman yang anda sayangi..... !!!!<br /><br />See all the ways you can stay connected to friends and family<br /><br />Sumber : Millis PSMKAde Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-540802135256812975.post-11372554441450351502009-05-04T21:56:00.001+07:002009-05-04T21:58:58.342+07:00Cari uang di Internet kaya orang orang.....Coba aja langsung klik di bawah ini....!<br /><br />Pilih......!<br /><br /><br /><a href="http://greenhorse.com/join_now.ghc?r=216019019" target="_new"><img src="http://graphics.tickerbar.info/banners/468_60_1.jpg" border="0" /></a><br /><br /><a href="http://greenhorse.com/join_now.ghc?r=216019019" target="_new"><img src="http://graphics.tickerbar.info/banners/468_60_2.jpg" border="0" /></a><br /><br /><a href="http://greenhorse.com/join_now.ghc?r=216019019" target="_new"><img src="http://graphics.tickerbar.info/banners/468_60_3.gif" border="0" /></a><br /><br /><a href="http://greenhorse.com/join_now.ghc?r=216019019" target="_new"><img src="http://graphics.tickerbar.info/banners/468_60_4.gif" border="0" /></a><br /><br /><a href="http://greenhorse.com/join_now.ghc?r=216019019" target="_new"><img src="http://graphics.tickerbar.info/banners/468_60_5.jpg" border="0" /></a><br /><br /><a href="http://greenhorse.com/join_now.ghc?r=216019019" target="_new"><img src="http://graphics.tickerbar.info/banners/468_60_6.gif" border="0" /></a><br /><br />dijamin kaya raya deh....<br />kale.....!!Ade Rusliana, M.Pd.http://www.blogger.com/profile/09561797891220992261noreply@blogger.com0