Saturday, June 26, 2021

TINGKATAN DALAM BERSYUKUR

 Ada artikel menarik pandangan Imam Al-Ghazali (w. 1111), mengenai Syukur kepada Allah, sebagai Pengaruh Metafisika Yunani Stoisisme. 



Menurut Al-Ghazali, ada tiga unsur dalam syukur kepada Allah. 1) Pengetahuan tentang anugrahnya, 2) Keadaan Pikiran dan Rasa Bahagia atas Anugerah, dan 3) Perbuatan, dalam arti menggunakan Anugerah itu sesuai dengan kehendak Pemberi Anugerah, Allah.  

Di dalam unsur Pengetahuan tentang anugerah, ada tiga faktor: 1) anugrah itu sendiri, 2) manusia yang menerima anugerah dan mengapa anugerah itu bermanfaat bagi dirinya, dan 3) pemberi anugerah.

Di dalam unsur Keadaan Pikiran dan Rasa Bahagia, ada rasa tunduk dan kerendahan hati di hadapan Pemberi Anugerah. Misalnya, bayangkan seseorang menerima kuda sebagai anugerah dari seorang raja; dia senang karena kuda itu berguna baginya, atau karena sang raja senang dengan orang itu, atau karena kuda itu membuatnya berguna bagi raja.  Keadaan yang pertama diatas, bukanlah terima kasih sesungguhnya, karena kesenangannya tidak berkaitan dengan sang pemberi.

Di dalam kasus kedua, juga tidak ada terima kasih karena tidak merujuk ke sang pemberi dan dia hanya berharap ada pemberian lagi nanti dari sang raja. Dalam contoh lain, seseorang berterima kasih kepada Allah karene mengharap pahala dan takut hukuman. Hanya dalam kasus ketiga diatas, terima kasih yang sempurna dalam kebahagiaan, yaitu ketika hamba Allah berterima kasih kepada-Nya semata-mata karena mendekatkan dirinya kepada-Nya dan mengagungkan-Nya. 

Bentuk terima kasih atau syukur yang derajatnya sempurna ini dicapai hanya oleh manusia yang tidak menikmati kesenangan sensual tapi pada merasakan kebahagiaan dalam jiwa, karena hanya dalam jiwa, manusia merasakan dan memikirkan Allah.

Terakhir, di dalam unsur Perbuatan, rasa syukur diungkapkan melalui hati, lidah, dan perbuatan. Melalui hati, kita selalu mencari yang baik dan menyebarkan kebaikan ke semua umat manusia. Melalui lidah, kita mengagungkan Allah. Melalui perbuatan, kita menggunakan anugerah dalam ketaatan kepada kehendak-Nya dan bukan dalam kemaksiatan.